Selaraskan On dan Off Farm PTPN VII Gelar Mill Day

Lampung Selatan—Dalam kehangatan silaturahmi, 47 karyawan PTPN VII Unit Kedaton mengikuti mill day (sehari di pabrik), Sabtu (8/2/20).

Diawali dengan briefing, acara yang dibuka Kabag Teknik dan Pengolahan (TNP) PTPN VII Bambang Hartawan itu mengekeplorasi seluruh bagian Pabrik Pengolahan Karet Unit Kedaton.
Dalam pengantarnya, Manajer PTPN VII Unit Kedaton Willy Mulyawan menyampaikan apresiasi kepada karyawan yang kompak menjalankan proses produksi. Manajer alumnus Program Magister Manajemen Administrasi dari University of Melbourne itu mengatakan, mill day ini adalah upaya sinkronisasi antara on farm (kebun) dengan off farm (pabrik).
“Kita memang sedang mengejar produksi terbanyak, tetapi juga terus mengawal kualitas. Dan soal mutu atau kualitas ini tidak bisa parsial, tetapi harus ditangani secara simultan oleh semua bagian,” kata dia.

Willy mengatakan, mill day adalah pengamalan dari “sila” pertama tagline PTPN Group, yaknis sinergi. Makna dari sinergi dalam konteks ini adalah keterpaduan proses dan produk yang dihasilkan para penyadap di kebun dengan kebutuhan karyawan pabrik yang mengolah lateks penjadi produk, yakni rib smoke sheet (RSS).

“Saya bersyukur, produksi lateks kita di Unit Kedaton cukup baik. Sehari rata-rata 10 ton. DRC (dry rubber content, kadar karet) dan mutunya cukup baik. Tetapi itu belum cukup. Kita harus terus berusaha untuk meningkatkan kualitas supaya bisa menghasilkan karet premium,” kata Willy pada agenda dengan tema Mill Day RSS Kedaton, Kita Tingkatkan Mutu Produksi RSS Sesuai Harapan Pelanggan itu.
Masih soal mutu, Willy mengatakan prasyarat vital untuk menghasilkan produk karet premium adalah bebas kontaminasi fi semua tahap. Ia mengaku memberi perhatian khusus kepada terpaparnya produk dari benda apapun yang akan merusak.

Sementara, Kabag TNP Bambang Hartawan dalam pengarahannya meminta semua karyawan dari semua level untuk peduli dengan seluruh aspek produksi. Ia mengatakan perusahaan ini bergantung kepada rasa memiliki semua karyawan yang diterjemahkan menjadi aktivitas konkret yang selaras dengan tujuan perusahaan.

“Kita niatkan kerja kota ini sebagai ibadah. Sebab, kalau kita runut, ada amal jariah besar pada kerja bapak-bapak semua yang menyadap karet pada kehidupan manusia, bahkan di seluruh dunia. Sebab, ban-ban yang menjalankan mobil atau kendaraan lain di dunia ini dibuat dari karet yang kita sadap hari ini,” kata dia.
Pria kalem ini manambahkan, mill day sangat penting karena penyadap akan mengetahui bagaimana hasil sadapannya diolah dan menjadi apa. Mereka juga akan memahami lateks yang seperti apa yang paling baik dan diperlukan pabrik untuk membuat produk terbaik. Bahkan, kata dia, penyadap akan diberi tahu bahwa produksi dari sadapannya di kebun itu dikirim ke luar negeri dan diolah menjadi barang yang sangat bermanfaat.

“Mungkin selama ini bapak-bapak tidak menyadari ketika nonton rally mobil dunia di tv itu ada jasa kita. Nah, dengan mill day ini, kita jadi tahu dan boleh sedikit bangga bahwa ada peran tangan kita di situ. Bukan untuk takabur, tetapi untuk tahu saja bahwa pekerjaan kita itu mulia dan bermanfaat sangat luas,” kata dia.
Agenda sehari penuh ini akan diisi oleh para mandor. Willy mengatakan, pihaknya sengaja meminta para mandor setempat karena mereka lebih tahu persis kondisi di lapangan.

Selain sesi di kelas, peserta juga akan dibawa ke setiap unit pabrik. Mulai dari lateks masuk pabrik, diolah, dicetak, dioven atau masuk kamar uap, disortir, hingga dikemas dan diangkut untuk ekspor.
Di tengah kunjungan ke setiap unit pabrik, peserta bebas berdiskusi untuk menemukan formula terbaik. (HUMAS PTPN VII)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *