Andi Surya Berdiskusi dengan Presiden Klub Kapal Pesiar Perancis

Gedung megah KADIN Marseille, ada di tengah alun-alun kota, bernuansa arsitektur gotik roma klasik, berciri Eropa masa lalu. Di depannya terpancang bendera Kota Marseille dan bendera kebangsaan Perancis.

Andi Surya dan beberapa Staf Komite 1 DPD RI memasuki gedung tua itu. Melangkah naik ke lantai empat. Aura semerbak gedung-gedung eropa bernuasa klasik di tengahnya terdapat void tinggi, udara dingin menerpa seperti menghirup aura abad pertengahan di saat revolusi industri eropa mengalir ke masa kini.

Di setiap dinding tangga naik terpampang lukisan ketua-ketua organisasi perdagangan Marseille dari abad ke 18 hingga saat ini. Lukisan-lukisan itu seakan menatap tajam siapa saja yang melintas naik dan turun tangga tersebut. Mengingatkan kita pada VOC Belanda yang menjajah Indonesia tiga abad lamanya. Nuansa Marseille hampir sama secara budaya dengan negara-negara eropa lainnya termasuk Belanda terutama dalam hal perdagangan. Bangsa eropa secara umum di masa lalu memiliki hasrat kuat menguasai dan mengkoloni wilayah-wilayah subur dan berpotensi hasil bumi untuk kesejahteraan mereka.

Andi Surya dan para peserta muhibah di sambut di ruangan rapat luas oleh Presiden Klub Kapal Pesiar Profence Marseille, Mr. Jean Francois Suhas yang ramah dan bersahabat.

“Kami merasa senang dengan kehadiran Senator Indonesia. Ini menunjukkan bahwa potensi wisata Indonesia tergambar dari misi Bapak-Bapak berkunjung ke tempat kami ini. 20 tahun yg lalu Pelabuhan Marseille masih sepi, hanya sekitar 3.000 turis dalam setahun. Seiring pertumbuhan dan pergeseran sikap wisata masyarakat Eropa, dalam setahun sekarang sudah meningkat secara cepat menjdi 2 juta turis,” sebut Jean Francois Suhas dalam sambutannya.

Dilanjutkannya, sebenarnya orang-orang kaya yang menggunakan kapal pesiar itu sudah mulai jenuh dengan destinasi lama. Mereka membutuhkan destinasi baru, untuk itu Indonesia mempunyai peluang yang sangat besar di masa akan datang.

“Menjadi tujuan wisatawan kapal pesiar internasional,” jabar Suhas.

Menanggapi itu, Andi Surya menyatakan, Indonesia memiliki titik-titik destinasi wisata yang sangat artistik dan memiliki ciri khas tersendiri. Pemandangan, budaya dan adat istiadat, kuliner, dan souvenir-souvenir unik melambangkan cita rasa seni lokal yang pasti disukai masyarakat turis eropa. Salah satunya di Provinsi Lampung. Lampung memiliki empat titik wisata yang pasti akan diminati yaitu pantai di Kabupaten Krui, Pesawaran Tanggamus, dan Bandarlampung.

“Barangkali akan dapat menjadi pertimbangan klub-klub pesiar eropa dalam menentukan kebijakan destinasi kapal pesiarnya,” kata Andi Surya dalam pesan tertulis, Sabtu (22/09/2018).

Menanggapi itu, SUHAS memberi peta wisatawan internasional, disebutkannya, untuk menarik wisatawan kapal pesiar diperlukan standar pelayanan yang tinggi baik keamanan, kesehatan, kebersihan dan akses infrastruktur serta fasilitas lainnya termasuk bus yang digunakan untuk membawa wisatawan keliling kota. Yang lebih penting lagi adalah pelabuhan untuk sandar kapal pesiar harus memiliki standar internasional.

“Investasi infrastruktur untuk membuat daya tarik kapal pesiar cukup mahal namun dampak ekonominya sangat besar karena masing-masing wisatawan kapal pesiar bisa menghabiskan belanja antara 50 sd 500 € per orang per hari. Selain itu dampak ekonomi kehadiran kapal pesiar untuk kebutuhan logistik di dalam kapal terutama makanan dan kebutuhan lainnya dapat memperkuat ekonomi lokal,” sebut Suhas.

Selanjutnya Andi Surya mengharapkan misi Presiden Klub Kapal Pesiar Marseille mencari destinasi wisata baru dapat memasukkan Indonesia khususnya Provinsi Lampung menjadi prioritas, terkait infrastruktur pelahuhan tentu bisa dikomunikasikan dengan pemerintah daerah atau pihak-pihak swasta yang berminat membangun infrastruktur.

“Dalam skala bisnis yang saling menguntungkan,” tutup Andi Surya.

Di akhir pertemuan tersebut, Andi Surya memberikan kata akhir terimakasih atas sambutan hangat Presiden Klub Kapal Pesiar Marseille dan selanjutnya saling memberi cenderamata sebagai tanda persahabatan antara kedua negara, Indonesia dan Perancis. (AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *