![]() |
Ignatius Haryanto(berdiri) Saat Memberikan Materi |
Bandarlampung-
Mantan wartawan Tempo.co Ignatius Haryanto, mengatakan fakta berita soal
kekerasan terhadap perempuan menduduki ratting yang tinggi.
Namun
ternyata ada fakta lain, berita hoax(bohong) juga menduduki ratting yang tinggi, bahkan ada beberapa
pembuat berita hoax mendapat penghasilan yang tinggi.
ternyata ada fakta lain, berita hoax(bohong) juga menduduki ratting yang tinggi, bahkan ada beberapa
pembuat berita hoax mendapat penghasilan yang tinggi.
“Sampai
ratusan juta perbulan,” kata dia, saat menjadi pemateri ‘Pelatihan Gender
dan Anti Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Perspektif Media’, yand digelar
Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR bekerjasama dengan Badan Pemberdayaan
Perempuan Provinsi Lampung Senin(26/12/2016).
Baca: Berita Pelecehan, Ignatius Haryanto: Jangan Tonjolkan Korban
ratusan juta perbulan,” kata dia, saat menjadi pemateri ‘Pelatihan Gender
dan Anti Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Perspektif Media’, yand digelar
Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR bekerjasama dengan Badan Pemberdayaan
Perempuan Provinsi Lampung Senin(26/12/2016).
Baca: Berita Pelecehan, Ignatius Haryanto: Jangan Tonjolkan Korban
DAMAR: Media Jangan Menulis Detail Kronologis dan Identitas Korban
Penulisan Korban Perkosaan, Budisantoso Budiman: Jangan Sampai Diperkosa 3 Kali
Ia
menambahkan, pelatihan penulisan Gender bagi wartawan khususnya sangatlah
penting, ia mencontohkan, jika wartawan akan melakukan liputan apapun, baik itu ekonomi,
politik, pendidikan ada kaitannya dengan Gender, misalkan, banyak narasumber
(perempuan) yang diwawancarai, semakin banyak narasumber, semakin kaya bahasa
pemberitaan.
menambahkan, pelatihan penulisan Gender bagi wartawan khususnya sangatlah
penting, ia mencontohkan, jika wartawan akan melakukan liputan apapun, baik itu ekonomi,
politik, pendidikan ada kaitannya dengan Gender, misalkan, banyak narasumber
(perempuan) yang diwawancarai, semakin banyak narasumber, semakin kaya bahasa
pemberitaan.
“Wartawan
itu menulis karena kepercayaan masyarakat. Artinya harus lebih mengedepankan
kepentingan masyarakat yang dibekali dengan kode etik,” ucapnya. (*)
itu menulis karena kepercayaan masyarakat. Artinya harus lebih mengedepankan
kepentingan masyarakat yang dibekali dengan kode etik,” ucapnya. (*)