Rektor Iain Raden Intan Lampung Bantah Dugaan Pungli Berkedok Infak Pembangunan Masjid

Rektor Iain Raden Intan Lampung, Mukri/Foto Ist

Bandar Lampung – Rektor Institut Agama Islam Negeri(AIN) Raden Intan Lampung, Mukri membenarkan bahwa pihaknya memungut sumbangan untuk pembangunan masjid. 

Namun, sumbangan tersebut tidak bersifat memaksa, melainkan hanya mengajak.

“Mengajak itu boleh saja untuk ke arah yang lebih baik. Kami, para pimpinan (kampus) sepakat untuk infak. Sebab, negara belum punya cukup uang untuk membangun. Jadi, jangan malah orang diprovokasi untuk tidak infak,” kata Mukri seperti dilansir duajurai.com, Kamis, (12/5/2016).

Menurut Mukri, dana sumbangan pembangunan masjid dikelola secara transparan. Selain itu, pihaknya juga menetapkan panitia dalam pembangunan tersebut. 

“Panitia pembangunan masjid itu tak ada yang dibayar, semuanya tulus dan ikhlas,” ujar dia.
Diketahui, penarikan infak untuk pembangunan masjid kepada mahasiswa baru di IAIN Raden Intan Lampung dengan nominal yang telah ditentukan masih diterapkan oleh birokrasi kampus.

Infak diperuntukan untuk pembangunan masjid Safinatul Ulum yang dinyatakan akan menjadi icon kampus Islam ini, selalu menimbulkan kejanggalan-kejanggalan.

Mahasiswa IAIN Raden Intan Lampung, Pupung menuturkan, awal ia masuk ajaran tahun 2013, semua mahasiswa baru ditarik Rp 250.000. Lalu kata dia, tahun 2014 naik menjadi Rp 500.000, sedangkan di tahun 2015 menjadi Rp 350.000 dan Rp 500.000 tergantung jalur masuk. Tapi tahun 2016 ini ada 4 pilihan nominal yang bisa ditentukan sendiri oleh mahasiswa baru. Yang pertama sebesar Rp 500.000, yang kedua Rp 750.000, yang ketiga Rp 1.000.000, yang keempat lebih dari 3 nominal tersebut yang bisa ditentukan sendiri oleh mahasiswa baru.

“Infak seharusnya sukarela, pak rektor juga sudah bilang begitu, tapi penerapanya tahun ini masih saja di patok, justru tahun ini lebih tinggi nominal yang ditentukan, sehingga banyak dikeluhkan oleh calon mahasiswa baru karena setelah dibebankan UKT yang tinggi masih harus membayar infak yang tinggi juga” kata Pupung.

Pihaknya sangat mendukung pembangunan masjid Safinatul Ulum ini, tapi dengan infak yang dipatok nominalnya cenderung memberatkan dan dipaksakan sehingga banyak yang kurang setuju.

“Kami mengharapkan pak rektor segera mengambil sikap terhadap penentuan nominal infak pembangunan masjid ini, pak rektor hendaknya bijaksana dengan  menerapkan infak secara sukarela seperti yang selama ini di ucapkan” ungkap pupung.

Sebelumnya,
sejumlah mahasiswa yang juga anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Seni
Budaya Islam (UKM SBI) IAIN Raden Intan memprotes tegas dugaan Pungutan
Liar(Pungli) berkedok infak di perguruan tinggi Islam Lampung ini.

Kebijakan
rektorat setempat dituding kurang bijaksana dalam mengambil sikap.
terbukti banyaknya aksi yang digulirkan sejumlah mahasiswa yang menolak
dugaan Pungli.(*)

Baca juga: Mahasiswa Baru IAIN Raden Intan Lampung Keluhkan UKT

Baca juga; Rektorat IAIN Raden Intan Lampung Dituding Beratkan Mahasiswa Soal Infak Pembangunan Masjid Safinatul Ulum

Baca juga: Lagi, AMPI Aksi Teatrikal Tutup Mulut Tolak Dugaan Pungli di IAIN Raden Intan Lampung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *