Pengamat Ekonomi dari Universitas Lampung, Asrian Hendicaya |
BANDARLAMPUNG- Soal etika PT Indomarco Prismatama(waralaba Indomaret) Bandarlampung dalam melayani konsumen patut dipertanyakan.
Sejatinya hak konsumen haruslah dipenuhi, oleh para penyedia barang/jasa(Indomaret), terlebih hak konsumen yang akan mengambil uang di Indomaret menggunakan layanan Wastern Union(WU).
Pengamat ekonomi dari Universitas Lampung(Unila), Asrian Hendi Cahya menyayangkan sikap Indomaret yang diduga kuat kesampingkan hak konsumen.
“Ya, harusnya pelayanan terbaik yang diberikan Indomaret,” kata Asrian, Rabu(24/02/2016).
Dalam aturan yang dibuat Bank Indonesi(BI), amat kontras dengan sikap Indomaret Bandarlampung, dikarenakan aturan BI sebagai bank negara yang mengatur perputaran uang, mendukung penuh perputaran uang dengan cepat, namun pihak Indomaret diduga kuat menghalangi perputaran uang yang beredar.
“Harusnya dipermudah konsumen mengambil uang itu, pandagan BI kurang pas dengan sikap Indomaret,” tegas dia.
Dosen Fakultas Ekonomi Unila ini menambahkan, jika perputaran uang dengan cepat maka bisa menaikkan inflasi, percepatan ekonomi naik.
Ia mengatakan, masalah konsumen yang diduga dipersulit pihak Indomaret untuk mengambil uang tunai, tidak bisa dibawa ke ranah hukum.
“Ini masalah etika, harusnya Indomaret lebih baik melayani konsumen,” urai dia.
Ia berpesan agar, management Indomaret bisa lebih bijak soal melayani dan memberikan hak konsumen terlebih dalam hal penarikan uang melalui WU.
Perlu diketahui, salah satu konsumen Indomaret, Rosi(30), beberapa waktu lalu, merasa dipersulit untuk mengambil hak-nya oleh pihak Indomaret saat ia akan menarik tunai di Indomaret melalui layanan WU.(Ndi)