SEMANGAT GURU HONOR YANG TAK PERNAH KENDOR

BANDARLAMPUNG-Seorang wanita paro baya mengenakan jilbab warna putih duduk di bangku dengan penuh wibawa.

Ia terlihat amat bersemangat saat menceritakan
seluk-beluk sekolah dan hiruk-pikuk para siswanya.
Rona wajahnya terlihat bahagia penuh bersyukur karena menjadi
guru honorer meski belum menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), bukan tanpa alasan ia selalu bersemangat,  dikarenakan sejak
kecil beliau bercita-cita menjadi seorang pendidik yang bisa mencerdaskan anak bangsa.
Wanita itu bernama Bunga Lestari(bukan Nama sebenarnya) meski
telah mengabdi menjadi guru honorer selama 19 tahun, sejak dirinya lulus kuliah tahun 1996 lalu, dia mengaku, telah mencoba berkali-kali mengikuti tes PNS namun sampai detik ini belum juga diangkat menjadi PNS.
“Kalau sekarang saya pasrah mau(PNS) umur sudah 43 tahun, harapan menjadi PNS pupus “ucap dia yang saat ini menjabat kepala sekolah di salah satu SMP swasta ternama di Bandarlampung.
Menjadi pahlawan tanpa tanda jasa memiliki pengalaman tersendiri
baginya, karena bisa mendidik anak-anak ke arah yang lebih baik dan membebaskan anak-anak dari kebodohan.
Terkadang Bunga merasa sedih, jika nasehatnya tidak mereka (murid) namun ia mengaku, pengalamannya menjadi tenaga pendidik lebih banyak suka dari pada duka.
“Anak nakal bisa dididik jadi anak baik,”ungkap wanita yang murah senyum itu.
Masalahnya bukan hanya pengabdiannya selama belasan tahun
menjadi guru honorer yang belum diangkat menjadi PNS namun, persaingan dunia pendidikan yang makin sulit, tak banyak yang ia harapkan dari pemerintah selaku pemangku kebijakan, ia ingin pemerintah memperhatikan keberadaan sekolah swasta, tak dapat dipungkiri keberadaan sekolah swasta saat ini perlahan ‘ditelan zaman’ karena terkikis oleh derasnya arus Bina Lingkungan (Biling) milik pemerintah.
“kami sudah berbenah, kami selalu semangat belajar dan kami
yakin bisa terangkat semua dalam segala hal,”ucap wanita berkacamata itu.
Dia menceritakan, program Biling sebagai program unggulan milik pemerintah Bandarlampung di bidang pendidikan sebetulnya amat bagus, namun ada sisi negatif dan positifnya, sisi positifnya masyarakat tergolong kurang mampu di kota Tapis Berseri bisa bersekolah secara gratis bahkan mendapat bantuan
peralatan sekolah. 
Memang semua program ada kelemahannya, seperti Biling dilihat sisi negatifnya sekolah swasta kurang diminati siswa.
“tolong fikirkan kami sekolah swasta,”pinta dia.
Sejenak ia terngiang akan dinamika pendidikan, ia menarik napas
dalam-dalam mengingat perjuangannya membesarkan sekolah swasta tempatnya mengabdi, dengan suara lirih ia bercerita, mungkin biaya pendidikan murah nan berkualitas di kota ini belum semuanya dapat merasakan masyarakat kalangan bawah, atau memang masyarakat belum sadar akan pentingnya kebutuhan pendidikan.

Pandangannya jauh menatap ke depan, seakan ada haparan dan perjuangan yang selalu ia kejar untuk menciptakan anak-anak yang cerdas sebagai penerus bangsa yang pernah dijajah Belanda dan Jepang. 
“baru-baru ini saya menyambangi empat anak didik karena mereka tiga hari berturut-turut tidak bersekolah,”ucapnya.
Mimik wanita anggun itu terlihat seperti ingin berontak melakukan perlawanan akan kebodohan, ia kembali meneruskan ceritanya, salah satu muridnya tinggal di atas bukit cukup terjal hanya bisa dituju dengan berjalan kaki, ia ditemani guru lain menyambangi muridnya menanyakan mengapa tidak bersekolah dan membujuknya untuk bersekolah kembali, murid itu saat ditanya mengapa ia tidak masuk sekolah? umumnya siswa putus sekolah karena tidak punya biaya dan orang tua mereka kurang mendukung.
“Dia lebih memilih berjualan membantu orang tuanya di pasar dan orang tuanya hanya lulusan SD bekerja sebagai cleaning servise di salah satu pusat perbelanjaan,”kata dia mengingat peristiwa itu. 
Saat waktu luang ia gunakan untuk berkeliling membagikanbrosur yang ia cetak dengan tujuan mencari siswa yang ingin bersekolah di SMP yang dinaunginya, baginya sudah hal biasa turun ke lapangan seperti ada kepuasan tersendiri.
“saya enggak terlalu kaku banget, malah saya senang begitu,” ucapnya dengan penuh antusias. 
Dia bercerita, suatu hari dirinya dengan sengaja membeli makanan (pecel) di ujung gang sekolah lumayan jauh dari sekolah yang dipimpinnya, Ia bertemu beberapa bocah kelas 6 SD, mereka ditanya, lebih berminat bersekolah di SMP Negeri atau swasta? mereka lebih memilih negeri karena lebih menjanjikan.
“padahal saat lulus nanti tidak ada sekolah atau perusahaan yang menanyakan (mempersoalkan) mereka lulusan sekolah mana,” cerita dia. 
Saat ini jumlah murid di SMP yang dinaunginya kurang dari 150 siswa, angka yang amat kontras dengan siswa sekolah negeri yang mencapai ribuan siswa.
“Untuk iuran SPP di sekolah kami Rp 50.000 ribu Per bulan,” ungkapnya.
Sebelumnya, saat Hari Guru Nasional(HKN) HUT
ke-70 PGRI
Rabu (25/11/2015), Pemerintah Provinsi Lampung memberikan penghargaan kepada Pemenang Pemilihan Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Provinsi Lampung pada Peringatan dan di Lapangan KORPRI kantor gubernur.
Penghargaan berupa Piagam Gubernur dan uang
tunai diberikan kepada Kelompok Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas mulai dari
tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Tingkat Sekolah Menengah Atas/Kejuruan
berdasarkan SK Gubernur Lampung No. G/380/III.01/HK/2015 tentang Penetapan
Pemenang Pemilihan Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Berprestasi dan
Berdedikasi Tingkat Provinsi Lanpung Tahun 2015.

“Penerima penghargaan berasal dari seluruh
Kabupaten/Kota se-Provinsi, bahkan penerima penghargaan atas nama Sri Wijayanti
berhasil mendapatkan juara I Nasional sebagai Guru SD Berdedikasi di Daerah
Khusus/Terpencil dan atas nama Sri Wilani sebagai  Juara II Nasional Kelompok
Pengawas SD”, jelasnya.

Pemprov Lampung juga memberikan Dana Peningkatan
Kesejahteraan Guru Honor Murni Taman Kanak-Kanak/Raudhathul Athfal, Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
kepada 16.670 guru yang tersebar di Kabupaten/
Kota se-Provinsi Lampung.
“Pemberian Dana Kesejahteraan ini dalam
rangka pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di wilayah Provinsi Lampung
serta memberikan motivasi kepada Guru Honor Murni yang bertugas memberikan
layanan pendidikan kepada masyarakat”, tambahnya.
Dalam surat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
yang dibacakan oleh Sekda Provinsi Lampung Arinal Djunaidi menjelaskan bahwa
Pemerintah memberikan apresiasi kepada seluruh Guru, Pendidik, dan Tenaga
Kependidikan, atas semua inspirasi dan karya yang dipancarkan di ruang-ruang
pembelajaran. 

Lebih lanjut Arinal menambahkan untuk mengimbangi
keteguhan guru dalam berkarya, pemerintah juga berusaha akan terus memberikan
ruang bagi guru untuk terus berkarya, untuk mengembangkan diri. 

“Pemerintah menyadari bahwa masih ada
berbagai pekerjaan rumah terkait Guru yang harus kami tuntaskan dan semua akan
terus menerus kami perbaiki. Di saat yang sama mari kita sama-sama memastikan
bahwa semua usaha kita benar-benar dipusatkan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa, menumbuhkan semua potensi anak-anak kita hingga mereka bukan sekadar
bisa meraih, tapi bisa melampaui cita-citanya”, tambahnya.

Dalam acara ini turut dihadiri oleh Anggota
Fokorpimda, Kepala SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung serta
sejumlah Kepala Sekolah, Guru, dan siswa-siswa yang berasal dari kabupaten/kota
se-Provinsi Lampung.
(Andi Priyadi).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *