BANDARLAMPUNG- Belum lekang dari ingatan jalan penghubung Branti(Lampung
Selatan)-Negri Katon(Pesawaran) baru diperbaiki rusak kembali.
Selatan)-Negri Katon(Pesawaran) baru diperbaiki rusak kembali.
Kini perbaikan jalan Hotmix di ruas jalan Ketapang-Gayam di Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan (Lamsel) milik Dinas Bina Marga(DBM) Lampung kembali rusak, diduga kuat pekerjaan tahun anggaran 2015 senilai Rp 7,4
miliar ini asal jadi.
miliar ini asal jadi.
Penelusuran di lapangan posisi jalan banyak berlubang dan Hotmix mengelupas dan rusak kembali.
Mirisnya kerusakan itu terjadi pada saat pekerjaan masih berjalan.
DPRD provinsi Lampung ‘meradang’, wakil rakyat yang duduk di Komisi IV berjanji segera memerintahkan DBM segera mengecek lokasi.
Anggota komisi IV DPRD Lampung, Watoni Noerdin menegaskan, pihaknya nantinya akan mengontrol atas dugaan pengurangan speck pada pekerjaan
ini, sebagai langkah langkah konkrit DPRD sebagai fungsi pengawasan terhadap DBM.
ini, sebagai langkah langkah konkrit DPRD sebagai fungsi pengawasan terhadap DBM.
“Februari ini kami akan turun ke lokasi itu, masukan ini akan kami sampaikan ke DBM,”kata Watoni, Minggu(31/01/2016).
Ia menuturkan, jika kondisi seperti itu masyarakat(elemen, media) bisa melaporkan ke pihak DBM, agar pihak DBM mengecek ke lokasi melihat
kebenaran terhadap temuan ini, yang dilaporkan tadi(dugaan asal jadi) apakah
benar faktanya.
kebenaran terhadap temuan ini, yang dilaporkan tadi(dugaan asal jadi) apakah
benar faktanya.
“Karena pekerjaan itu harus dipertanggungjawabkan pihak DBM,”tegas dia.
Politisi PDIP Lampung ini menambahkan, bagaimana pun masyarakat bisa bertanya jika menemukan adanya dugaan pekerjaan asal jadi sebagai kontrol
masyarakat yang ada di wilayahnya.
masyarakat yang ada di wilayahnya.
Disinggung penyebab rusaknya beberapa ruas jalan milik DBM? Mantan advokat ini mengatakan, kesalahannya menurut analisa(Watoni) ada 5 hal,
yang pertama dimungkinkan pihak DBM kurang matang dalam perencanaan, artinya kurang mempelajari lebih jauh struktur tanah di lokasi itu, apakah tanah labil
atau tidak, kemudian bisa jadi tekhnik pengaspalan yang terburu-buru karena
mengejar waktu, tanah basah ditimpa dengan aspal Hotmix.
yang pertama dimungkinkan pihak DBM kurang matang dalam perencanaan, artinya kurang mempelajari lebih jauh struktur tanah di lokasi itu, apakah tanah labil
atau tidak, kemudian bisa jadi tekhnik pengaspalan yang terburu-buru karena
mengejar waktu, tanah basah ditimpa dengan aspal Hotmix.
“Ini bisa mengurangi daya rekat aspal,”ucapnya.
Lalu, karena jarak pembakaran aspal di perbaikan Hotmix dengan lokasi terlalu jauh, mengakibatkan tingkat kepanasan berkurang, idealnya kepanasan 85 derajat, kemudian tonase kendaraan yang melintas di jalur itu besar.
“Dan yang terakhir bisa jadi rekanan yang diduga kuat mencuri keuntungan besar dengan mengurangi volume pekerjaan,”tukasnya.
Diketahui, pekerjaan Hotmix ini dikerjakan oleh PT. Shah Ghosan Makmur Sentausa, fakta di lapangan diduga kuat sarat penyimpangan, dalam
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan perusahaan yang beralamat di jalan Way Ketibung No. 6 Sumur Batu Teluk Betung Bandarlampung ini terdapat kecurangan baik dalam pengaspalan Hotmix serta pembangunan talut jalan diduga asal-asalan.
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan perusahaan yang beralamat di jalan Way Ketibung No. 6 Sumur Batu Teluk Betung Bandarlampung ini terdapat kecurangan baik dalam pengaspalan Hotmix serta pembangunan talut jalan diduga asal-asalan.
Ketebalan dan ketinggian pekerjaan itu kurang lebih 1 sampai 3 centi meter, akibatnya kualitas dan kekuatan jalan tidak akan bertahan lama, lalu dalam pekerjaan pada bagian badan jalan yang berlubang (rusak) sebelum dilakukan aspal Hotmix seharusnya dilakukan pembersihan dan ditutup dengan Base A (lapen) kemudian dikoting serta dilakukan pemadatan.
Namun kenyataan di lapangan hanya ditimbun dengan tanah bercampur kerikil, sehingga pekerjaannya tidak sesuai mengakibatkan posisi jalan yang berlubang tidak dipadati terlebih dahulu dan setelah di Hotmix mengelupas dan rusak kembali.
Mirisnya kerusakan itu terjadi pada saat pekerjaan masih berjalan, bagian badan jalan yang retak yang seharusnya dilakukan pembongkaran dan di lapen terlebih dahulu, namun pada kenyataan dilapangan dikerjakan langsung ditimpah dengan aspal hotmix.
Sementara untuk pembuatan talut (pinggir jalan yang di Hotmix) diduga kuat tidak sesuai spek, sebab pekerjaannya terkesan asal-asalan karena hanya batu dan adukan semen ditempel dilokasi dan sebelumnya tidak dilakukan
pengedukan untuk pondasi talut agar kuat.
pengedukan untuk pondasi talut agar kuat.
Namun pihan DBM Lampung belum berhasil dikonfirmasi(Ndi)