Rumah Zakat—PTPN VII Optimalkan Zakat Berdaya

PALEMBANG—Potensi zakat dari lebih 10 ribu karyawan PTPN VII menjadi bidikan optimalisasi pemanfaatan yang produktif. Bekerja sama dengan Rumah Zakat, perusahaan BUMN ini menginisiasi gerakan zakat berdaya dengan manajemen modern, transparan, dan amanah.

Untuk memaksimalkan penggalian zakat, Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh (LAZIS) PTPN VII terus melakukan sosialisasi. Selama empat hari mulai Selasa (17/12/19) akan mengenalkan program secara maraton di Unit Kerja PTPN VII wilayah Sumatera Selatan.

“Hari ini kami mulai program sosialisasi di Kantor PTPN VII Perwakilan Sumsel. Siang nanti di Unit Musilandas. Besok, secara berurutan sampai Jumat itu ke Tebenan, Betung, Betung Krawo, Talangsawit, dan Bentayan,” kata Arif Syaifudin Zuhri, Ketua Bidang Sosialisasi Lazis PTPN VII di Palembang.

Pada sosialisasi yang dihadiri Kepala Perwakilan PTPN VII Sumsel Acep Sudiar, Arif menjelaskan manfaat produktif dari dana zakat yang terkumpul. Arif yang juga Kasubbag Humas, Protokoler, dan Biro Direksi PTPN VII mengatakan, pengeluaran zakat bagi setiap muslim, termasuk karyawan PTPN VII sudah menjadi kewajiban. Namun, karena selama ini penyalurannya relatif belum terkordinasi, manfaat nyata dari zakat tersebut belum terlihat.

“Setiap muslim wajib mengeluarkan zakat. Kita sebagai karyawan yang bergaji setiap bulan, kebanyakan juga mengeluarkan zakat harta. Tetapi, karena disalurkan masing-masing, jadi manfaatnya kurnag terasa. Nah, jika kita serahkan kepada lembaga profesional seperti Rumah Zakat ini, Insyaallah akan lebih produktif,” kata dia.

Lebih dari sekadar manfaat material, Arif mengatakan, saat kinerja perusahaan kurang maksimal, kerja keras untuk memperbaiki keadaan juga harus disertai dengan ikhtiar spiritual. Ia menyebut, Direksi menginstruksikan kepada semua jajaran untuk memaksimalkan agenda relijius.

“Pesan dari BOD (board of director), kita ini bisnis agro. Selain teknologi dan manajemen yang baik, kita sangat tergantung dengan cuaca, curah hujan, unsur hara tanah, dan lainnya yang otoritasnya hanya ada pada Alloh SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, kita harus menguatkan ikhtiar langit. Salah satunya, lebih peduli sesama dengan zakat,” kata dia.

Bersama Arif, hadir Sulaiman, pemateri dari Rumah Zakat. Ia mengatakan, makna harafiah zakat adalah berkah. Dengan berzakat, kata dia, hidup seorang muslim akan berkah. Lalu, zakat juga bermakna perkembangan dan pertumbuhan. Dengan mengintensifkan zakat, kata dia, suatu entitas usaha akan dijamin Alloh SWT dengan perkembangan dan pertumbuhan yang baik.

“Selain berkah, makna zakat juga An Nama’. Maknanya adalah perkembangan dan pertumbuhan. Saya kira, instruksi Direksi untuk memaksimalkan manfaat zakat sangat relevan dengan usaha PTPN VII yang budi daya perkebunan,” kata dia.

Secara gamblang, anak muda alumus Universitas PGRI Palembang ini menyebut hukum dan syarat setiap muslim dalam berzakat. Ia juga menguraikan berapa persen kewajiba seorang muslim dalam membayar zakatnya dari berbagai rujukan ayat dan hadistnya.

Di Rumah Zakat, kata aktivis zakat yang pernah bertugas di Balikpapan, Kaltim itu, semua pembayar zakat dicatat dan dikelola dengan manajemen modern. Lebih dari itu, penyalurannya kepada para mustahik (penerima zakat) juga transparan dan tepat sasaran.

Dalam mengelola zakat, infak, dan shodaqoh, kata Sulaiman, selain disalurkan kepada delapan asnaf (golongan yang berhak menerima zakat), dana digunakan untuk berbagai bantuan dan pembinaan yang bersifat produktif.

“Kami punya empat program prioritas dengan tagline Empat Senyum. Pertama, Senyum Sehat (bidang kesehatan), kedua Senyum Juara (bidang pendidikan), Senyum Mandiri (bidang ekonomi), dan Senyum Lestari (inisiasi bidang lingkungan). Kami bukan hanya menyalurkan, tetapi membekali dan mendampingi setiap program itu sampai berhasil,” kata dia.

Pada sesi kedua, kampanye yang sama disampaikan kepada puluhan karyawan PTPN VII Unit Musilandas. Hadir pada sosialisasi itu Manajer PTPN VII Unit Musilandas Heria Kusworo.
Diskusi luas terjadi dalam pertemuan yang berlangsung lebih dari dua jam pada setiap sesi. Dari bahasan hukum dan fiqihnya hingga pertanyaan tentang kredibilitas lembaga zakat yang diajak kerja sama mewarnai. Namun, dengan reputasi Rumah Zakat menghimpun dan menyalurkan zakat, karyawan tampak antusias mengikuti program dan dengan ikhlas menyatakan akan mengambil bagian. (HUMAS PTPN VII)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *