RSUDDSR – RSUDAM dan FK Unila Jalin Kerjasama

Lampung Tengah – Rumah Sakit Umum Daerah Demang Sepulau Raya (RSUDDSR) menjalin kerja sama dengan RSUD Abdul Moeloek (RSUDAM) Lampung dan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila) dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Pulmonologi dan Respiratori.

Nota kesepahaman atau Memorandum of understanding (MoU) ditandatangani Dekan FK Unila Dyah Wulan Sumekar, Direktur RSUDAM Hery Djoko Subandriyo dan Direktur RSUD-DSR Otniel Sriwidiatmoko, disaksikan Bupati Lamteng Loekman Djoyosoemarto, dan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan TIK Unila Mahatma Kufepaksi, di Aula RSUDDSR, Rabu, 22 Mei 2019.

Menurut Otniel Sriwidiatmoko, kerja sama ini guna meningkatkan pelayanan, mutu, dan kiprah RSUDDSR.

“Bukan hanya dengan FK Unila dan RSUD Abdul Moeloek, tapi juga dengan yang lainnya,” ujar dia.

Melalui kerja sama ini, lanjut Otniel, RSUDDSR menjadi salah satu wahana PPDS Pulmonologi dan Respiratoria.

“RSUDDSR jadi wahana program pendidikan dokter spesialis, khususnya spesialis paru. Kita hanya punya satu dokter spesialis paru yang juga merangkap jadi dosen. Mudah-mudahan dengan adanya kerja sama ini, kita juga bisa merekrut dokter spesialis yang lain,” harap Otniel.

Mahatma Kufepaksi menyatakan kerja sama ini untuk pembukaan jurusan dokter spesialis Pulmonologi dan Respiratori di FK Unila.

“Apalagi penyakit ini ada di peringkat tiga dari 10 jenis penyakit di Indonesia. Lamteng punya potensi banyak penyakit paru. Semoga kerja sama ini terus berlanjut dan Lampung jadi provinsi yang sehat,” kata dia.

Dijelaskan, jumlah tenaga medis, khususnya spesialis paru masih kurang.

“Penderita penyakit paru banyak, sementara tenaga medis kurang. Guna mempercepat proses penanganannya, kita buat PPDS Pulmonologi dan Respiratori. Kita tak bisa sendiri. Di kampus tak ada alat praktik yang memadai. RS masih kita bangun dan mudah-mudahan segera selesai. Makanya kita kerja sama dengan RSUD Abdul Moeloek dan RSUDDSR,” urainya.

Dalam kerja sama ini, Mahatma berharap RSUDDSR bisa jadi wahana pendidikan.

“RSUDDSR bisa jadi wahana pendidikan dokter spesialis. Bisa langsung praktik. Di kampus terbatas dan bukan tempat praktik,” ungkap dia.

Dipilihnya RSUDDSR, lanjut Mahatma, karena Lamteng punya potensi banyak penderita penyakit paru.

“Lamteng punya potensi penyakit paru. Di sini sentralnya industri agro. Semoga potensi yang ada berkurang. Tapi, jangan sampai potensi itu ada. Jika ada, kita siap menanganinya,” tegasnya.

Bupati Lamteng, Loekman Djoysoemarto, mengakui Lamteng masih banyak kekurangan tenaga medis.

“Kita memang masih kekurangan tenaga medis, khususnya dokter spesialis. Apalagi RSUDDSR jadi rujukan rumah sakit lain. Alhamdulillah dengan kerja sama ini bisa membantu tenaga medis yang ada,” katanya.

Loekman juga bersyukur dari banyak rumah sakit yang ada, RSUDDSR ditunjuk untuk menjadi mitra FK Unila dan RSUD Abdul Moeloek.

“Semoga dengan kerja sama ini, ke depan semua kasus-kasus penyakit saluran pernafasan atau paru bisa teratasi,” harapnya.

Bupati juga berharap dengan kerja sama ini bisa memperbanyak dokter spesialis paru.

“Mudah-mudahan dengan pendidikan penyakit paru ini akan memperbanyak tenaga spesialis paru di Lamteng. Kendala-kendala di lapangan dalam mengatasi penyakit paru juga bisa diatasi,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *