Bandar Lampung –Kelompok Study Kader
(Klasika) Lampung melanjutkan gelar Kuliah Ramadan (Kurma) sesi ke-2, Jumat 22 April 2022.
Kurma pada pertemuan kali ini diisi, Ari Pahala Hutabarat yang membincang persoalan “Seni Sakral dan Seni Profan”.
Bang Ari biasa ia disapa memulai pembicaraan dengan mengatakan apa itu seni. Seni secara bahasa berarti teknik. Sementara secara istilah seni berarti adalah cara, tata terhadap segala sesuatunya.
“Tujuan seni adalah menjadi wadah untuk menangkap yang ilahi dan kudus, setelah menangkapnya lalu disampaikan dengan yang lain,” kata pendiri Komunitas Berkat Yakin (Kober) itu.
“Dalam banyak aspek terdapat dikotomi besar antara Tradisional dan Modern termasuk didalam Seni,” tambahnya.
Ia mengatakan, Skemata atau cara pandang dalam Tradisional terhubung atau Seni Sakral yang berangkat dari sesuatu yang Ilahi adalah seni yang didalamnya memuat keindahan, kebaikan dan kebenaran keseluruhan tersebut menyatu menjadi satu kesatuan.
“Sementara dalam dunia modern atau Seni Profan iya terputus hanya pada aspek kesenian semata (Seni untuk seni). cara pandang pandang ini di latar belakangi dari pemisahan antara Kebenaran (Rasio), yang Baik (etik/moral) dan keindahan,” tuturnya.
Ia mengatakan bahwa modern dengan ketiga pemisahan terserbut bukanlah tidak baik. Ia akhirnya menciptakan kemajuan pada masing-masing sektor.
“Tentu hal ini bukan harus kita pertentangkan kan dalam kondisi masyarakat modern hari ini. tapi bagaiman kemudian menyatukan hal tersebut. dengan modernisme kita harus memaksimalkan fungsi rasio untuk menangkap segenap informasi, kemudian merasakan informasi itu tersebut dan memperaktikkannya dalam kehidupan sehari-hari,” tutupnya. (Red)