Bandarlampung – Ketua Umum Brantas Narkoba dan Maksiat (BNM RI) Fauzi Malanda mengatakan, narkoba, perdagangan manusia, barang-barang palsu, kejahatan lingkungan,
adalah kejahatan transaksional terorganisir serta meningkat secara dramatis di Asia Tenggara.
Kata Fauzi, lemahnya upaya penegakkan hukum sejumlah negara di Asia Tenggara, terutama di Indonesia ini, akan memungkinkan kelompok kejahatan terorganisir untuk meningkatkkan operasi di lokasi-lokasi.
“Di mana terdapat lemahnya penegakkan hukum khususnya di daerah perbatasan,” kata Fauzi, Senin, 25 November 2019.
Asia Tenggara tambah dia, memiliki masalah kejahatan terorganisir dan sekarang saatnya untuk menyatukan solusi mengatasi kondisi yang memungkinkan bisnis ilegal untuk tumbuh.
“Dan untuk mengamankan dan bekerjasama di sepanjang perbatasan harus ditingkatkan,” ucapnya.
Fauzi mengatakan, perdagangan dan peredaran gelap obat terlarang serta narkoba serta obat-obatan sintetis yang cepat menjadi bisnis paling menguntungkan di kawasan ini untuk kejahatan terorganisir dengan pasar metamfetamin sekarang cukup bernilai.
Ia berharap kepada pimpinan Polri untuk dapat menindak oknum dari semua tingkatan yang membiarkan tempat hiburan seakan bebas tanpa pernah dilakukan operasi.
“Ini dimungkinkan adanya jalinan hubungan baik, jika seperti ini dibiarkan. Kami mencurigai ada apa dengan pejabat atau oknum tersebut dan tempat hiburan itu Bukan tidak mungkin peredaran narkoba bebas di wilayah itu,” paparnya.