PMII Lampung Barat-Klasika akan Bedah Buku ‘Gusdur dan Catatan yang Hilang Makna’

Bandarlampung – Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (HUT RI) Ke-74 tahun 2019, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Lampung Barat  (Lambar) akan mengadakan kajian bedah buku bersama dengan sahabat-sahabat Kelompok Study Kader (Klasika), Bandar Lampung di Yayasan Diwangkara (Pojok Cendikia).

Pojok Cendikia yang beralamat di Jalan Melati, Kelurahan Way Mengaku, Balik Bukit, Lampung Barat pada 24 Agustus mendatang.

Kajian bedah buku spektakuler ini akan mengangkat  judul “Gusdur dan Catatan yang Hilang Makna” dan dibuka secara umun serta gratis.

Kajian ini rencananya akan diisi oleh pembicara Founder Klasika, Chepry C. Hutabarat yang juga penulis buku “Gusdur dan Catatan yang Hilang,” serta pemateri akan diisi oleh Ketua MUI Lampung Barat, Kh. Jafar Shodiq
dan Ikatan Alumni (IKA) PMII Lamung Barat, Miftahus Surur.

Ketua Panitia Penyelenggara acara, Misbahurrozikin, mengungkapkan makna kemerdekaan sangatlah penting bagi masyarakat Indonesia, yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945 untuk itu setiap tahun akan diadakan perayaan HUT Kemerdekaan Rebuplik Indonesia. “Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan mengenang kembali jasa para pahlawan yang ikut serta dalam proses kemerdekaan Indonesia,” ungkapnya, Rabu 21 Agustus 2019.

Kemudian dengan adanya peringat HUT RI ini tentu dapat menyadarkan masyarakat khususnya generasi penerus bangsa agar lebih sadar bagaimana perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan sehingga lebih mencintai tanah air dan pahlawan-pahlawan yang telah gugur di medan peperangan.

“Kegiatan ini akan kita mulai dengan harapan akan terus dilakukan, untuk menghargai jasa para pahlawan yang telah gugur di medan perang demi Indonesia tercinta. Sudah seharusnya kita bersyukur karena hari ini kita hanya menerima dan menikmati hasil dari perjuangan para pahlawan kita, dimana kita dengan bebasnya menikmati kemerdekaan tanpa batasan dan hidup dengan aman tanpa adanya penjajah,” terangnya.

Terakhir Ia menambahkan kajian bedah buku ini merupakan suatu langkah membudayakan membaca (Literasi) yang juga salah satu bentuk mencerdaskan anak bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan ini yang telah susah payah diperjuangkan. Selain itu, literasi juga mengacu kepada salah satu 7 Program yang digalakkan Pemerintahan Kabupaten Lampung Barat yang saat ini dipimpin oleh Bupati, Parosil Mabsus.

“Salah satu dalam rangka bela Negara ya membudayakan membaca, kita kembangkan dan budayakan literasi di Lampung Barat ini melalui PMII, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas kemerdekaan yang bukan hanya merdeka dari penjajah, melainkan merdeka dari kebodohan,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *