MESUJI – Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Mesuji, Indra Kusuma Wijaya menyesalkan insiden dua kelompok massa yang terjadi di wilayah Register 45 Sungai Buaya, Kabupaten Mesuji, pada Rabu (17/07) kemarin sekitar pukul 14.00 WIB yang mengakibatkan korban jiwa.
Indra Kusuma Wijaya merupakan salah satu putra daerah Mesuji sangat menyayangkan peristiwa bentrok yang terjadi antara kelompok masyarakat Pematang Panggang, dengan masyarakat Sungai Ceper, Kabupaten OKI, Sumsel itu harus terjadi di wilayah Mesuji.
“Saya sebagai salah satu putra daerah sangat menyayangkan peristiwa ini harus terjadi di Mesuji. Sebab, belakangan kita ketahui kedua kelompok massa yang bertikai ini bukan masyarakat Mesuji, inilah salah satu faktor yang membuat citra Mesuji dikenal menyeramkan. Padahal sebenarnya tidak demikian, kami di Mesuji ini hidup damai, rukun, bahkan sangat menjaga serta menghormati baik antar suku, agama maupun kelompok masyarakat,” jelas Indra kepada wartawan saat menunggu kedatangan Kapolda Lampung Rabu (17/07/2019) malam.
Indra juga berharap, agar permasalahan ini cepat selesai dan sejauh ini pihak kepolisian pun sudah siap untuk menangani masalah ini. Terlebih, Kapolda Lampung Irjen Polisi, Purwadi Arianto malam turun ke lokasi kejadian untuk mengecek situasi pasca terjadinya bentrokan, dan kesiapan para anggotanya dalam melakukan sterilisasi serta pengamanan guna mencegah bentrok susulan terjadi.
“Keributan yang terjadi ini isunya dipicu karena perebutan lahan register yang ada di Mesuji ini. Harapan kami Pemerintah Daerah, dan masyarakat semoga masalah ini cepat selesai dan tidak berkepanjangan, karena ini menyangkut nama baik Kabupaten Mesuji,” imbuhnya.
Sementara Kapolda Lampung Irjen polisi Purwadi Arianto, dalam kunjungannya ke Mesuji membenarkan telah terjadi konflik sengketa lahan antar dua kelompok massa yakni Kelompok Mesuji Raya dan Kelompok Mekar Jaya Abadi yang menelan korban jiwa. Akan tetapi sejak awal kejadian, baik pihak TNI dan Polri sudah hadir di sini meredam situasi, menetralisir, dan menyelesaikan konflik yang terjadi.
“Kami pihak kepolisian menghimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan percayakan penyelesaian masalah ini kepada TNI dan Polri. Apalagi jumlah petugas yang disiagakan di lokasi sudah lebih dari cukup untuk menjaga situasi keamanan di daerah konflik ini,” kata Kapolda.
Diketahui, pascabentrokan Polda Lampung sudah menurunkan 3 SSK (Satuan Setingkat Kompi) atau sekitar 100 anggota brimob dan ditempatkan di beberapa titik di lokasi kejadian perkara, di tempat pengungsian dan tempat yang dianggap rawan konflik.
“Dan kita juga sudah berkomunikasi dengan Polda Sumsel dalam hal ini hadir juga dandim dari OKI untuk ikut meredam situasi, karna konflik ini terjadi oleh kelompok massa di dua tempat. Untuk itu, Polda Lampung dan Polda Sumsel berusaha untuk menciptakan situasi yang aman dan kondusif pasca konflik,” tukasnya (Di)