Bandar Lampung – Puluhan mahasiswa mengikuti Kuliah Ramadan (Kurma) sesi pertama yang digelar Kelompok Studi Kader (Klasika) di rumah Ideologi Klasika Jl. Sentot Alibasa Gg. Pembangunan E/A5 No.121 Way Dadi, Sukarame, Bandar Lampung, Sabtu (19/05).
Kurma kali ini bertajuk “Ngaji Buku Gus & Catatan Yang Hilang Makna”.
Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat UIN Raden Intan Lampung, Dedy Indra Prayoga membedah isi essai yang ia tulis, ihwal sosok Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan nilai ketauhidan.
“Salah satu penyebab terjadinya kekacauan di abad modern disebabkan manusia yang telah meninggalkan nilai-nilai spiritualitas,” kata dia.
“Spiritualitas telah tergerus oleh produk-produk ilmu pengetahuan. Sehingga manusia banyak berbuat keburukan di muka bumi,” ungkapnya di hadapan para peserta diskusi.
Ia menambahkan, sesungguhnya akal sebagai motor penggerak abad modern haruslah diimbangi oleh nilai-nilai spiritual, sebagaimana yang diajarkan Gus Dur.
“Sehingga spiritualitas yang bersumber dari nilai ketauhidan hadir sebagai konsep penyatuan antara ibadah individual sekaligus sosial, yang ukrahwi sekaligus duniawi yang tugas utamanya adalah berbuat kebaikan pada seluruh alam raya,” ungkap pria kelahiran Lampung Tengah ini.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Klasika, Ahmad Mufid menuturkan agenda Kurma akan dihelat dalam dua sesi selama Ramadan ini. Sesi pertama dihelat pada tanggal 18-19 Mei. Sesi kedua pada tanggal 23-25 Mei.
“Seluruh agenda Kurma akan digelar di Rumah Ideologi Klasika Jl. Sentot Alibasa gg pembangunan E/A5 No.121 Way Dadi, Sukarame, Bandar Lampung,” ucapnya. (Yud)