Sekjen DPP Golkar ajak Warga Lampung Pahami Empat Pilar Kebangsaan

 

Pesawaran – Sekjen DPP Partai Golkar Letjen TNI H Lodewijk F Paulus, ajak warga Desa Gunung Sari, Kecamatan Way Khilau, Kabupaten Pesawaran memahami empat pilar kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Acara Sosialisasi dan dan penguatan oleh Sekjen DPP Partai Golkar itu diwakili Ketua Komisi I DPR Provinsi Lampung, Ririn Kuswantari SH MH, Rabu (3/4).

Penyerahan cindera mata dan piagam
Kegiatan yang disebukan bagian dari Pendidikan Politik juga dihadiri Yurizal Efendi, Ketua PK Parataii Golkar Way Khilau sebagai Narasumber, bersama Andan Khizwan, S.E. Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Pesawaran, di pandu moderator Hadi Riyanto, Ketua PK Golkar Kec. Kedondong. Sosialisasi disampaikan dihadapan para Tokoh Masyarakat Kecamatan Way Khilau dan Kecamatan Kedondong.

“Kegiatan ini adalah pendidikan Politik, dengan tujuan menyegarkan kembali 4 pilar kebangsaan. Ini sudah ada sehari hari pada diri kita. Kita hari ini hanya menyegarkan kembali,” kata Ririn, yang mengenalkan sosok Sekjen DPP kepada warga,
Ririn menyampaikan permohonan maaf Sekjen DPP, tidak dapat hadir karena masih mendampingi kampanye Capres no 1. “Pak Lodewijk, ingin sekali bisa bertatap muka langsung, tapi karena kesibukan bersama Capres belum bisa hadir. beliau titip salam,” katanya. Ririn menjelaskan 4 Pilar yaitu Pancasila, UU 45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. “Dasar dan tiang bangsa, dengan kesatuan dalam keaneka ragaman,” kata Ririn.
Andan Khizwan, S.E. Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Pesawaran, menambahkan sosialisasi empat pilar kebangsaan ini untuk mengingatkan kembali kepada warga negara tentang apa itu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. “Sosialisasi ini tujuannya agar masyarakat paham apa itu arti empat pilar. Bahwa empat pilar kebangsaan ini dapat memperkuat rasa kebangsaan dan nasionalisme warga negara,” katanya.
Sementara Yurizal Efendi menyatakan masyarakat harus tetap dan selalu diingatkan bahwa semua yang hidup di dalam wilayah nusantara ini masih dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Jadi nilai kebangsaan itu tidak hanya sekedar lipe service alias terucap di bibir saja,” kata Yurizal. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *