Senator Lampung Andi Surya Paparkan Arti Bhinneka Tunggal Ika

Bandarlampung – Anggota MPR RI/DPD RI, Dr. H. Andi Surya, mengatakan, ketika  mendengar tentang kata Bhinneka  Tunggal Ika, maka serta merta pikiran kita akan mengaitkannya dengan Pancasila, Burung Garuda, Perbedaan Suku, dan mungkin kita sudah lupa tentang asal usul Bhinneka Tunggal Ika itu sendiri, menghadapi kompleksitas globalisasi, dan peluangnya dengan memegang teguh Bhinneka Tunggal Ika.

“Bhinneka Tunggal Ika tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 1951 dan Undang Undang RI  Nomor  24  tahun  2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan,” kata Andi Surya, saat sosialisasi wawasan kebangsaan di Desa Tangkit Serdang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus, Kamis (28/3/2019).

Anggota DPD RI Dapil Lampung ini memaparkan, Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna mendorong makin  kukuhnya persatuan Indonesia mendorong  timbulnya kesadaran tentang pentingnya pergaulan demi kukuhnya persatuan dan kesatuan, tidak saling menghina, mencemooh, atau saling menjelekkan di antara sesama bangsa.

“Saling menghormati dan saling mencintai antar sesama, meningkatkan identitas dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan meningkatkan nilai kegotongroyongan dan solidaritas,” ucapnya.

Senator Lampung ini berujar, dengan demikian Bhinneka Tunggal Ika tidak dapat dipisahkan dari Pancasila, semangat persatuan dan kesatuan,  kebersamaan dan kekompakan sebagai  sebuah negara dan bangsa.

Menurut Dr. H. Andi Surya, pandangan  federalisme yang mengutamakan prinsip  keragaman dalam persatuan, sementara  itu pandangan unitaris yang  mengutamakan prinsip persatuan dalam  keragaman.

“Makna secara semiotika bahwa  Bhinneka Tunggal Ika adalah  “keragaman dalam persatuan dan persatuan dalam keragaman”. Kata  Bhinneka artinya keragaman. Tunggal  artinya satu dan Ika artinya itu. Maknanya yang beragam-ragam satu  itu dan yang satu itu beragam-ragam. Makna “yang satu itu” yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia,” paparnya.

Mantan Anggota DPRD Lampung ini menjelaskan, menelusuri sejarah lambang negara dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang memberikan  penegasan, bahwa Bhinneka Tunggal Ika  adalah merupakan jati diri kebangsaan  Indonesia yang  tepat untuk menyatukan  perbedaan.

“Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa segala perbedaan  dipersatukan dalam kesatuan yang utuh  bulat,” sebutnya.

Apapun jenis kelamin, agama, pandangan politik, suku, ras, tingkat pendidikan, status ekonomi, status  sosial dan sebagainya dijadikan satu  dalam pandangan kebangsaan.

“Prosesi yang demikian panjang oleh para pendahulu merupakan suatu nilai  (norma), identitas dan kedaulatan  pemikiran bangsa, bahwa kita sudah memiliki nilai luhur yang dibangun  dengan pemikiran mendalam dan waktu yang tidak singkat,” urainya.

Bhinneka Tunggal Ika selayaknya  digaungkan kembali guna memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia disetiap golongan generasi, level kemasyarakatan, pelaku pemerintahan,  aparat keamanan dan seluruh komponen  negara dan bangsa Indonesia.

“Sebagai kesimpulan kita harus bersama-sama menumbuhkan passion (rasa cinta) pada Bhinneka Tunggal Ika, bukan  memaksakan melakukan hal tertentu  atas nama kesatuan,” kata dia.

Passion manusia adalah anugerah  Tuhan. Generasi tua mengajarkan  kepada generasi muda untuk  menemukan kembali passion-nya akan  Bhinneka Tunggal Ika.

“Mendidik generasi  muda penerus bangsa dan negara agar  tetap berdaulat dan utuh sehingga tidak  menjadi  “Jack of all trades, but master  of  none” (tahu  sedikit sedikit tentang  banyak hal tapi tidak menguasai  apapun). Jayalah  Indonesiaku, Bhinneka Tunggal Ika!!,” pungkas Andi Surya. (TeAm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *