Dampak Tsunami Selat Sunda, Ratusan Pengusaha Hatchery di Lampung Selatan Merugi

Rumah warga terdampak tsunami

Lampung Selatan – Musibah tsunami Selat Sunda yang terjadi pada bulan lalu di wilayah pesisir Lampung Selatan mengakibatkan duka dan kesedihan yang mendalam, tak terkecuali para pemilik unit usaha pembenihan udang yang tersebar di Kecamatan Kalianda dan Rajabasa. 
Sedikitnya ada 133 hatchery diseputaran Kalianda dan Rajabasa. Menurut data dari Asosiasi Pembenih Udang (APU) Lampung, hampir 75 persen diantaranya porak poranda dihantam tsunami. 
Yang memprihatinkan, dari 75 persen (86) Hatchery itu sekitar 30 persennya lagi kondisinya rata dengan tanah digaruk ombak yang sangat besar pada Sabtu malam, (22/12/18) lalu. 
“Kami ini korban terbesar ke-3 bila dihitung dari nilai ekonomi yang terdampak tsunami kemarin. Padahal pada 2018 itu, para pelaku usaha perudangan menargetkan 2019 bisa menjadi produsen udang terbesar nasional. Target pencapaiannya adalah 40 persen dari produksi nasional, namun pada akhir tahun kemarin target tersebut rasanya sulit dicapai terkait musibah tsunami,” ujar Waiso, Ketua APU didampingi Sekretarisnya, Polman Siregar saat Jumpa Pers di Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lamsel, Rabu (09/01).
Untuk itu, Waiso atas nama seluruh pengusaha pembenihan udang ya g terdampak tsunami mengharapkan peran dan bantuan pemerintah, baik Pemkab Lamsel maupun pusat untuk peduli pada nasib mereka yang tak menentu pasca musibah tersebut.
“Kami sangat mengharapkan campur tangan pemerintah yang  cepat baik daerah (Bupati, Gubernur Lampung), maupun pemerintah pusat (Presiden atau Kementrian) untuk bisa membantu kami dalam melakukan revitalisasi guna memulihkan kondisi yang ada,” imbuh Waiso.
Senada dengan Waiso, Polman Siregar sangat mengharapkan gerak cepat pemerintah mengatasi dampak musibah tsunami, khususnya yang dialami Unit-Unit Usaha pembenihan udang.
“Sedikit banyak unit usaha itu menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar. Nah kalau unit usaha tersebut hancur, otomatis ekonomi masyarakat juga ikut berhenti. Untuk itu kami dari APU mengharapkan pada Bapak Bupati, Gubernur maupun Bapak Jokowi agar membantu kami yang usaha diibaratkan diujung tanduk ini. Kami berharap, pemerintah segera membantu pengadaan bengkel berjalan untuk membantu memperbaiki sarana produksi yabg rusak. Pemerintah segera membantu pengadaan sarana produksi yang hilang tersapu ombak tsunami, selerti Genset, Dinamo, Blower, Pompa Air Laut, Pompa Air Tawar dan jaringan perpipaan air laut, dan satu lagi kami ingin segera bantuan modal, baik bantuan permodalan atau tunai maupun pinjaman tanpa bunga bagi pelaku usaha yang kondisi hatchery hancur total rata dengan tanah,” pungkasnya. (Eko)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *