Bangun Pasar Pekalongan Lampung Timur, Pedagang: Tidak Manusiawi

Para pedagang menemui Kabid Pasar

Lampung Timur- Beberapa bulan terakhir Bupati Lampung Timur, Chusnunia Chalim atau yang akrab disapa Nunik
dinilai gagal dalam memimpin kabupaten itu.

Kali ini ratusan pedagang pasar Pekalongan melakukan aksi protes terhadap pembangunan pasar, pasalnya, pembangunan tersebut dinilai tidak manusiawi.
Baca: Komisi 3 DPRD Lampung Timur ‘Masuk Angin’ Ditanyai Pasar Pekalongan

Sebelumnya, para pedagang dan pengunjung pasar tidak pernah ada gejolak, anehnya, saat Pemerintah Daerah Lampung Timur membangun pasar itu justru menimbulkan konflik. Lantaran luas los dianggap tidak memanusiakan pedagang, yang semula berukuran 2 x1,5 meter, namun saat ini hanya dibangun seluas 1×1,5 meter saja.

Kamis (13/12/2018) siang, Kepala Bidang Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lampung Timur, Edi Susilo hanya seorang diri menemui ratusan pedagang Pasar Pekalongan.

Alih-alih dapat menenangkan pedagang, penyampaian Edi Susilo justru semakin memicu persoalan, lantaran dinilai sangat tidak memanusiakan para pedagang.

“Itu bisa saja, seperti karet misalnya, lama-lama kan juga muat,” kata Edi Susilo di hadapan ratusan pedagang pasar Pekalongan.

Yuriansyah salah satu pengurus paguyupan Pasar Pekalongan, menilai pembangunan pasar pekalongan yang semula berukuran 2,5 neter x 1,5 neter, namun pada pembangunan kali ini dirubah menjadi 1×1,5 meter.

“Terus pedagang itu mau bernafas dari mana lagi? Bagaimana lagi orang mau berdagang dengan ukuran itu? Saya menilai program pemerintah Lampung Timur boleh dibilang sukses, tetapi hasilnya sama saja dengan mematikan usaha hidup manusia, itu semua ada 494 pedagang,” tegas Yuriansyah.

Sementara para pedagang sayur misalnya mengaku sangat sulit apabila hanya menempati lapak seluas 1×1,5 mereka yang dibuat Pemda setempat tentu tidak mampu menampung 5 karung sayur.

“Itu kan tidak manusiawi. Contoh pedagang kelapa giling dengan uk 1×1,5 meter, di mana tempat tiga karung kelapa, bak air kelapa, tempat ngupas batok kelapa dan tempat mesin giling, kami sangat kecewa dengan luas lapak yang dibangun saat ini,” ujar pedagang lain menimpali Yuriansyah. Baca: Tokoh dan Elemen Kecewa Dengan Kepemimpinan Bupati Lampung Timur

Pada bagian lain, Suwardi, salah satu pelaksana pembangunan pasar, mengaku hanya melaksanakan proyek pembangunan pasar sesuai dengan kontrak dan gambar bangunan, selebihnya, tentu tidak ada kaitan dengan pelaksana bangunan. (FR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *