Suasana dialog perwakilan Gapoktan dan Arinal-Nunik |
Bandarlampung- Sejumlah perwakilan petani dan gabungan kelompok petani (Gapoktan) ‘mengadu’ pada Pasangan Cagub dan Cawagub Lampung, Arinal-Nunik ihwal masalah klasik yang kerap dialami mereka.
Seperti modal, tidak tersedianya bibit berkualitas, tidak tepatnya pasokan pupuk, pestisida dan rendahnya harga jual hasil panen.
Zainuri perwakilan Gapoktan, Kota Gajah Lampung Tengah mengatakan, pupuk di kabupaten Lampung Tengah sulit. Zainuri pun mengapresiasi saran Arinal untuk menambah produksi tanaman dengan menanam tanaman lain selain padi, ia dan petani lainnya telah mencoba menanam bawang.
Zainuri mewakili petani, mengharapkan agar Arinal-Nunik bisa mengangkat kesejahteraan petani di Lampung.
Busi Santoso perwakilan Gapoktan Lampung Timur, mengatakan, harapan para petani di antaranya, petani tidak akan sejahtera jika tidak didukung biaya. Ia berharap keberadaan petani organik di Lampung Timur agar diberdayakan.
“Insyaallah (kepemimpinan Arinal-Nunik) ini titik awal untuk petani untuk kesejahteraan petani keseluruhan. Mudahan-mudahan kita bersinergi bersama,” ucapnya, saat berdialog bersama Arinal-Nunik di sela Halalbihalal di kediaman Arinal Djunaidi, Minggu 1 Juli 2018.
Marsis perwakilan Gapoktan Lampung Selatan, mengelukan pasokan pupuk, setiap pemupukan terkadang pasokan pupuk tidak ada.
“Padahal belum tanam kita sudah ajukan, kenyataannya belum ada,” kata dia.
Nanang Surono, perwakilan petani Metro mengaku saat ini kecewa akan bibit yang kurang unggul, namun soal pasokan pupuk lancar, karena di daerahnya sawah tanah hujan.
Senada dikatakan Dadang, perwakilan petani Lampung Timur, yang mengaku bibit yang dikeluarkan petani kualitasnya kurang baik melalui proyek pengadaan pemerintah pusat. Iapun mengeluhkan kurang tepatnya pasokan bibit unggul yang terkadang tidak tepat waktu, serta waktu panen yang sudah tradisi harga jual murah.
“Kami mohon agar petani ada perlindungan harga. Lampung Timur banyak tanaman pangan, lada, padi, jangkung yang penanganan lahan belum memadai,” kata dia.
Cagub Arinal Djunaidi mengatakan, setelah ia dan Nunik wakilnya dilantik, mereka berencana bertemu Gubernur DKI Jakarta, alasannya, sudah empat tahun lalu Arinal melakukan transaksi pangan strategis.
“Dan terhenti menunggu gubernur pertanian. Saya akan buktikan itu. Untuk kabupaten akan kita buat unit produksi. Ada tekhnologi yang tidak langsung, Sidomuncul akan hadir di Lampung dan bekerjasama dengan petani,” ucapnya.
Arinal juga menyarankan pada petani agar membuat usaha sampingan untuk menunjang kehidupan seperti memelihara ternak.
“Jika petani jalankan dengan benar, teknis kita perbaiki. Saya tidak akan mundur. Jika lima tahun saya tidak bisa bawa perubahan, saya akan mundur jangan pilih lagi saya kedepannya,” kata Arinal.
Di kesempatan itu Ketua DPD 1 Golkar Lampung ini juga memaparkan program
Kartu Tani Berjaya yang nantinya akan menjadi kebanggaan petani, ia pun menyarankan agar petani tidak menjual lahan serta tidak mengalihkan fungsikan lahan pertanian.
Arinal berjanji masalah petani akan dibawa ke sidang kabinet di hadapan presiden, menteri, para gubernur.
“Ini programnya mari bersama kita bahas agar kebijakan jangan seperti kebijakan jaman Belanda,” ucapnya.
“Kita sudah merdeka, Insyallah ini akan tuntas masalah petani maka akan jadi agenda nasional. Kartu Tani Berjaya cara kita selesaikan masalah petani. Setelah kami dilantik kami akan bekerja, dan berikan kabar baik pada petani,” tambahnya.
Sementara Cawagub Nunik yang juga Bupati Lampung Timur mengatakan, untuk tanaman lada di Lampung Timur sudah banyak program yang telah digulirkan, seperti pengadaan puluhan ribu bibit lada gratis, pun pendampingan.
“Kita juga kerjasama dengan kementrian akan pendampingan petani lada. Kita tidak akan biarkan pendampingan itu hanya dari pusat, namun kita tidak akan biarkan sendiri petani. Memang soal pupuk kadang ada daerah yang kurang lancar,” kata dia. (Rls)