Penulisan Korban Perkosaan, Budisantoso Budiman: Jangan Sampai Diperkosa 3 Kali

Budisantoso Budiman Saat Berikan Materi
Bandarlampung-
Perspektif media menulis Gender dan Anti Kekerasan menjadi unik jika dibawa
diskusi.

Tak bisa
dipungkiri, masih banyak media yang melakukan ‘pemerkosaan’ pada korban
pemerkosaan, pelecehan.

Wartawan
senior, LKBN Antara.com Budisantoso Budiman mengatakan, seorang wanita yang
mengalami pemerkosaan, pelecehan seksual, kemudian di Kepolisian pun
diinterogasi kronolgis yang menimpanya dan terparah dimunculkan di media dengan
menceritakan kronologis kejadian.

“Artinya
ini diperkosa 3 kali,” ucapnya di sela ‘Pelatihan Gender dan Anti
Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Perspektif Media’, Senin(26/12/2016).

Baca: DAMAR: Media Jangan Menulis Detail Kronologis dan Identitas Korban

Berita Pelecehan, Ignatius Haryanto: Jangan Tonjolkan Korban

Berita Kekerasan Pada Perempuan dan Hoax Paling Banyak Dicari

Jika diurai
kronologis kejadian yang dialami korban, bisa menjadi inspirasi bagi pelaku
lain, ia mengatakan, ada beberapa kasus yang ada di media, meski tidak
menyebutkan nama, alamat dan keluarga korban dan lain-lain yang menjurus ke
identitas korban, namun pernah ditemui beberapa kejadian dimunculkan
digambar(media TV) lokasi sekolah, alamat rumah dan lain-lain.

Ia
menambahkan, ada baiknya jika media menulis nama korban pelecehan atau
pemerkosaan dengan mengikuti aturan standar pertimbangkan untuk dipublikasikan,
bisa disebut secara umum lokasi, ‘seorang anak, seorang perempuan’ identitas
perempuan.

“Perlu
punya sensifitas wartawan. Perlu pertimbangkan dampak dari pemberitaan,”
ungkapnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *