Desa Braja Harjosari Lampung Timur Salah Satu Desa Penyangga Hutan TNWK

ist

Lampung Timur-
Desa Braja Harjosari di Kecamatan Braja Selebah, Kabupaten Lampung Timur,
Provinsi Lampung, salah satu desa penyangga hutan Taman Nasional Way Kambas
(TNWK) mencanangkan diri sebagai desa wisata.
“Desa
kami telah mencanangkan diri sebagai desa wisata,” kata Futikul Sekretaris
Desa Braja Harjosari di desa setempat, Sabtu (10/12
/2016).
Futikul
mengatakan pencanangan desanya sebagai desa wisata merupakan hasil kerja sama
dengan pihak TNWK dalam pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan hutan TNWK.
Menurut dia,
semenjak dicanangkan sebagai desa wisata desanya ramai dikunjungi wisatawan
baik dari dalam negeri dan juga luar negeri.
“Kebanyakan
yang ke sini turis dari luar negeri seperti Amerika Serikat, Australia dan
Kanada, mereka datang ke sini karena suka yang alami-alami,” kata dia.
Dia
mengungkapkan di desanya itu tersedia penginapan atau Home Stay buat wisatawan
yang ingin menginap. Selain itu tersedia kebun buah jambu kristal dan nangka
yang disediakan warganya di areal lahan seluas dua hektare.
Dia
menyatakan kerja sama desanya bersama pihak TNWK dan beberapa pihak dari
universitas sekarang telah menjadi tambahan mata pencarian warganya.
Pihak Balai
Taman Nasional Way Kambas tengah membuat program pemberdayaan ekonomi
masyarakat di sekitar kawasan hutan TNWK.
Program
pemberdayaan ekonomi oleh Balai TNWK selain membuat program desa wisata juga
membuat program pembuatan keramba apung ikan di sepanjang sungai hutan Way
Kambas.
Program ini
diklaim TNWK sebagai upaya untuk meminimalkan konflik warga dengan gajah liar
TNWK yang selama ini terjadi mengingat permukiman warga letaknya berdekatan
dengan hutan TNWK dan hanya dipisahkan aliran sungai sekitar hutan.
“Masyarakat
minta dibuatkan keramba apung ikan karena hutan Way Kambas dengan permukiman
warga dibatasi kanal atau sungai, kalau dibuatkan keramba ikan di sepanjang
sungai ini warga akan menjaganya dan otomatis jika gajah ke luar hutan maka
warga bisa mengusirnya,” kata Kepala TNWK Suba
kir..
Menurut
Subakir, keberadaan keramba apung ikan itu bisa mencegah terjadi konflik warga
dengan gajah, selain berdampak positif menjadi tambahan pendapatan bagi
masyarakat sekitar kawasan hutan itu. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *