Sesama Aktivis Nilai Mukri Berubah Pasca Menjadi Rektor IAIN Raden Intan Lampung

Beberapa Narasumber di diskusi publik LBH Bandarlampung

Bandarlampung- Sikap Rektor Institut Agama Islam
Negeri(IAIN) Raden Intan Lampung, Mukri yang tak bisa meredam serangkaian aksi
dan diduga tertutup saat dikritik, mematik keprihatinan sesama akademisi.

Pakar hukum Pidana dari Universitas Lampung(Unila), Wahyu
Sasongko mengaku kaget dengan perilaku yang ditunjukkan Mukri. Bukan tanpa
alasan akademisi dari Unila ini melihat perubahan yang  signifikan pada rektor itu. Wahyu mengaku
pernah menjadi aktivis bersama Mukri beberapa waktu lalu
“Kok bisa kayak gini, ada kebuntuan komunikasi,” kata
Wahyu, saat diskusi ‘Potensi Pungli Dalam Bentuk Pembangunan Masjid Safinatul
Ulum IAIN Raden Intan Lampung,” di kantor LBH Bandarlampung, Kamis(11/11/2016).
Dosen FH Unila ini menyarankan, baiknya dosen dan
mahasiswa baiknya menjalin komunikasi dengan aktif dan tidak kaku. Ia
menjabarkan, tentang dugaan Pungli di kampus IAIN Raden Intan Lampung ini adalah
pungutan namun tidak liar.
“Kalo liar berarti semua enggak jelas. Tidak terkendali,”
ujarnya sebari membuka beberapa bukti pungutan dan Surat Edaran(SE) yang
ditandatangi rektor.
Ia mengaku, banyak timbul pertanyaan soal SE dari
rektorat setempat, dari SE bulan  Mei
2015 memakai kop surat, ada kalimat ditujukan kepada orang tua mahasiswa baru, untuk
meminta sumbangan sebesar Rp 350 per siswa, sumbangan sebagai bentuk menyumbang
dana pembangunan Masjid.
“Kalo dia edaran, bukan produk hukum namun administrasi,”
tegasnya.
Kemudian adalagi SE yang terbit bulan Juli 2015, dengan
kalimat yang hampir sama namun berbeda nominal untuk sumbangan pembangunan
Masjid, Rp 500, yang dilampiri surat biasa. Himbauan Infak pembangunan Masjid
dengan besaran biaya Rp 35 Miliar, dana untuk pembangunan Masjid yang dihimpun
sukarela dan swadaya.
“(di SE)Ada penjelasan pekerjaan baru tahap 60 persen. Namun
enggak jelas rinciannya,” kata dia.
“Di SE itu juga ada himbauan sumbangan dengan nominal
Infak Rp 500, Rp 750 sampai Rp 1 juta,” ucapnya.
Ia menuturkan, di SE itu nilai nominalnya berubah, ada 3
pilihan dan lebih, hal ini yang jadi pertanyaan mahasiswa mengapa selalu berubah,
perubahan ini dari segi riset, kekurangan Rp 35 Miliar, harusnya dirinci,
berapa kekurangannya.
“Harus jelas gitu. Udah berapa persen dan nominalnya. Ini
yang kemungkinan timbul pertanyaan di kalangan mahasiswa,” ujarnya.
Ia mengatakan, 
setahu dirinya yang wajib (dikeluarkan) itu adalah Zakat, namun yang
bukan Zakat itu bentuknya akan Ikhlas, artinya, kata Wahyu agar lebih enak. Wahyu
menganalogikan, jika ada uang di dompet, maka uang dengan nilai nominal paling
kecil pasti yang akan disumbangkan.
“Saya dukung menyumbang yang banyak. Tapi Ikhlas, kalo
bisa dijelaskan, baiknya harus lebih terbuka. Saya setuju bangun Masjid, masa
IAIN enggak ada Masjid,” ucapnya.
Ia menghimbau, jangan sampai niat yang baik namun ada
Distorsi, itu yang menjadi masalah pungutan, namun kata dia, sikap rektorat harus
transparansi, akuntabilitas (pertanggungjawaban) kemudian responsif.
“Baiknya kalo ada keluhan rektor harus tanggapi,” ujarnya.
“Ribut sama anaknya kok, ngundang polisi,”
Di Unila kata dia, baru-baru ini ada mahasiswa yang
tertangkap karena dugaan transaksi Narkoba.
“Mahasiswa jual ganja ditangkep Polisi itu wajar.”
urainya.
Di Unila juga kata dia, ada tes urine dan gratis,
kemudian saat tes urine, ada mahasiswa dengan hasil urine positif.
“Maka orang tua dipanggil dan diselesaikan secara
kekeluargaan,”.
“Kalo sama anak sendiri kita bina, jangan resprensif,”
ungkapnya.
Kemudian kata Wahyu, soal pembekuan aktivitas UKM-SBI
karena menurut rektorat tidak patuh, menimbulkan keresahan, pelanggaran kode
etik dan jauh kegiatan jauh dari agama, apakah mahasiswa sudah disosialisasikan?.
“Saya nilai positif yang dilakukan UKM-SBI. Terlebih
setelah melihat tanyangan video tadi(dokumenter karya UKM-SBI). Apakah nilai
seni IAIN seperti apa?.
“4 kriteria itu harus disosialisasikan. Kok sejak dari
rektor(Mukri) gitu(berubah),” sesalnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *