Ilustrasi/Foto Ist |
BANDARLAMPUNG-Penarikan infak untuk pembangunan masjid kepada mahasiswa baru di IAIN Raden Intan Lampung dengan nominal yang telah ditentukan masih diterapkan oleh birokrasi kampus.
Infak diperuntukan untuk pembangunan masjid Safinatul Ulum yang dinyatakan akan menjadi icon kampus Islam ini, selalu menimbulkan kejanggalan-kejanggalan.
Mahasiswa IAIN Raden Intan Lampung, Pupung menuturkan, awal ia masuk ajaran tahun 2013, semua mahasiswa baru ditarik Rp 250.000. Lalu kata dia, tahun 2014 naik menjadi Rp 500.000, sedangkan di tahun 2015 menjadi Rp 350.000 dan Rp 500.000 tergantung jalur masuk. Tapi tahun 2016 ini ada 4 pilihan nominal yang bisa ditentukan sendiri oleh mahasiswa baru. Yang pertama sebesar Rp 500.000, yang kedua Rp 750.000, yang ketiga Rp 1.000.000, yang keempat lebih dari 3 nominal tersebut yang bisa ditentukan sendiri oleh mahasiswa baru.
“nfak seharusnya sukarela, pak rektor juga sudah bilang begitu, tapi penerapanya tahun ini masih saja di patok, justru tahun ini lebih tinggi nominal yang ditentukan, sehingga banyak dikeluhkan oleh calon mahasiswa baru karena setelah dibebankan UKT yang tinggi masih harus membayar infak yang tinggi juga” kata Pupung, Selasa(28/06/2016).
Pihaknya sangat mendukung pembangunan masjid Safinatul Ulum ini, tapi dengan infak yang dipatok nominalnya cenderung memberatkan dan dipaksakan sehingga banyak yang kurang setuju.
“Kami mengharapkan pak rektor segera mengambil sikap terhadap penentuan nominal infak pembangunan masjid ini, pak rektor hendaknya bijaksana dengan menerapkan infak secara sukarela seperti yang selama ini di ucapkan” ungkap pupung.
Sementara Rektor IAIN Raden Intan Lampung, Mukri belum berhasil dikonfirmasi.
Baca juga; Mahasiswa Baru IAIN Raden Intan Lampung Keluhkan UKT
Baca juga; Rektor Iain Raden Intan Lampung Bantah Dugaan Pungli Berkedok Infak Pembangunan Masjid
Baca juga; Lagi, AMPI Aksi Teatrikal Tutup Mulut Tolak Dugaan Pungli di IAIN Raden Intan Lampung