Dua Tahun M. Ridho Ficardo-Bachtiar Basri Pimpin Lampung (5)

Juniardi/Foto Ist

Bandarlampung-Kamis(02/06/2016), bertepatan 2 tahun dilantiknya gubernur Lampung, M. Ridho
Ficardo.

Sejumlah kalangan menilai gubernur termuda se-Indonesia itu belum terlihat
kinerjanya.

Mantan Ketua Komisi Informasi(KI) Lampung, Juniardi menuturkan, pasca M. Ridho
Ficardo menjalankan roda pemerintahan, dirinya rasakan, sama seperti ungkapan
banyak warga Lampung.

“Masih jalan di tempat dan merasa seperti tak ada pemimpin. Antara ada dan
tiada(Gubernur Ridho),” kata Juniardi.

Gubernur Harus Tampil ke Masyarakat

Agoes Widjanarko


Di lain pihak, warga Bandarlampung, Agoes Widjanarko menuturkan, 2 tahun
kepemimpinan, Ridho Fikardo, infrastuktur yang yang pernah ia lewati
baru-baruini lewati seperti di Kabupaten Pesawaran, Lampung Timur sudah cukup
baik.

Namun sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia(HNSI) Lampung ini menduga,
tudingan masyarakat Lampung soal kepemimpinan gubernur termuda itu tidak da
‘gebrakan’, dikarenakan M. Ridho Fikardo kurang bisa berkomunikasi dengan baik
dengan masyarakat.

Komunikasi yang dimaksud seperti, Joko Widodo(Jokowi) saat menjadi gubernur DKI
Jakarta beberapa waktu lalu, atau seperti Walikota Bandarlampung, Herman HN.

Contohnya kata dia, Herman HN selalu mengedepankan ‘jargon’ dalam berkomunikasi
dengan masyrakat, seperti ‘Kerja-kerja’ atau ‘jargon’ pembangunan Fly Over,
atau kesehatan gratis, pendidikan gratis(Bina Lingkungan).

Jika ‘jargon’ tidak muncul maka tidak terlihat bekerja. Jadi dia harus ke
depankan yang diwacanakan, agar rakyat tahu.

Gubernur harus menjelaskan program utamanya, agar terang benderang,
 kemudian harus sampaikan dengan rakyat dengan ide dia(gubernur), agar
rakyat tidak mereka-reka stagnan tidak?.
Harus ada perwakilan yang menyampaikan tidak hanya melalui Banner saja.

“Saya kira dia(gubernur) harus ke depankan program dia. gubernur mau
apa(programnya apa)?. Pemimpin harus banyak bicara dengan rakyat. Komunikasi
dia(gubernur) lemah, jangan andalkan dengan lain,” ucapnya.

Agoes menuturkan, baiknya gubernur harus menjelaskan pada masyarakat
rencana(progran) dia, kemudian mensosialisasikan pembangunan, perbaikan yang
sudah dilakukan.

Disinggung soal sisi ekonomi?.
 
Ia menuturkan, perekonomian di Lampung baik, dikarenakan banyaknya investor
yang masuk dan percaya berinvestasi di Bumi Ruwa Jurai.

“Menandakan keamanan di Lampung bagus,”ucapnya.

Disinggung soal banyaknya pertikaian antar kampung di beberapa kabupaten
beberapa waktu lalu?.
Ia mengaku hal itu telah terjadi sebelum dipimpin Ridho Ficardo.

“Kalo kita lihat pertikaian di Lampung tahun sebelumnya terjadi.
Koordinasi dia dengan aparat baik,” ungkapnya.

Pembenahan birokrasi, dan koordinasi dengan aparat penegak hukum yang baik kata
Agoes, seperti beberapa mantan pejabat teras di Lampung terseret kasus korupsi,
namun Ridho masih memberikan kepercayaan dan memberikan kesempatan dengan tidak
terburu-buru mengcopot jabatan itu pada mereka(pejabat teras). 

Namun setelah
proses hukum tetap dengan didakwa bersalah.


“Dan pejabat-pejabat(dibui) itu bukan di jaman Ridho,” tukasnya.

Pemerintahan
Stagnan
Intelektual PBNU Lampung, M.Iwan Satriawan

Intelektuan Muda PBNU Lampung, M. Iwan Satriawan
menuturkan
pengamatan dirinya, selama 2 tahun kepemimpinan M. Ridho Ficardo dan Bachtiar
Basri
dalam memimpin Lampung belum ada perubahan
yang cukup signifikan
.

Lalu kata dia, kemajuan di provinsi Lampung bukan karena Ridho Ficardo melainkan karena proyek(program) pemerintah pusat yang sudah diagendakan
sejak lama.



“(Pemerintahan M. Ridho Ficardo)Stagnan. Enggak ada perubahan,” ungkapnya.
 
Disinggung apakah pemerintahan gubernur teruda
se-Indonesia ini gagal?.

Kalau gagal enggak
juga. Namun perubahan yang dilakukan tidak begitu signifikan
,” tukasnya.
Gubernur Jangan
Hanya Terima Laporan
Sekum PMII Bandarlampung, Anton Lironi

Sekretaris Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia(PMII)
Bandarlampung, Anton Lironi menuturkan, baiknya
gubernur dan wakil gubernur Lampung jangan percaya saja dengan bawahannya.

Dua tahun
terakhir ini
kepemimpinan M. Ridho Ficardo-Bachtiar Basri telah banyak banyak program yang terealisasi.
Namun pihaknya selaku Control of Good Goverment
banyak menemukan para jajaran S
atuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD) yang masih saja tidak sealur dengan
gubernur.


Meski sudah ada pembagian Tugas Pokok dan Fungsi (Tu
poksi)nya masing-masing. 
Mulai dari
pelaksana
program
hingga pengawasan yang dilakukan oleh
inspektorat terkait penyalahgunaan wewenang sampai
pelanggaran yang bersifat prinsip seperti KKN.

Artinya gubernur
jangan percaya saja atas laporan bawahannya. Tapi turun lan
gsung guna memastikan program yang
digulirkan tetap prorakyat dan sesuai  aturan yang ada
,” urainya.

Dia mengatakan, Dua
tahun kepemimpinan M. Ridho Ficardo harus segera mengevaluasi
jajaran yang memang sudah nyata-nyata tidak melaksanakan program sesuai janji Gubernur Lampung.

Bila
perlu adakan Rolling
-Roling bagi
pejabat yang tudak mumpuni
,tukasnya.

“Dengan catatan tidak segan2 membuka Ruang Diskusi untuk seluruh Elemen
Masyarakat untuk kemajuan sani bumi ruwa jurai ke depan,”.

Baca juga: Dua Tahun M. Ridho Ficardo-Bachtiar Basri Pimpin Provinsi Lampung (1

Baca juga: Dua Tahun, M. Ridho Ficardo-Bachtiar Basri Pimpin Lampung (2)

Baca juga: Dua Tahun M. Ridho Ficardo-Bachtiar Basri Pimpin Lampung (3)

Baca juga: Dua Tahun M. Ridho Ficardo-Bachtiar Basri Pimpin Lampung (4)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *