Foto Ist |
Bandarlampung-Kamis(02/06/2016) pagi, awan Putih bergelayut di langit Bandarlampung.
Tak ada yang aneh di pusat pemerintahan, di kota yang dijuluki Kota Tapis Berseri ini, dinamika
kehidupan berjalan lancar hari ini.
Namun menilik 2 tahun lalu, hari ini hari bersejarah bagi M. Ridho Ficardo.
Ya, Senin(02/06/2014) lalu, sekitar pukul 10;00 WIB, gubernur termuda itu dilantik, tak
terasa 2 tahun sudah berlalu roda pemerintahan yang dipimpinnya.
Namun beberapa pertanyaan menyeruak, mematik pertanyaan dan spekulan, apa yang
sudah diperbuat M. Ridho Ficardo pasca dilantik untuk Sai Bumi Ruwa Jurai ?
Dosen Fisip Universitas Lampung, Dedy Hermawan |
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Lampung(Unila), Dr. Dedy Hermawan
menilai, dua tahun kepemimpinan M. Ridho Ficardo memang mengukurnya banyak
aspek yang dinilai.
Namun tentunya harus dikembalikan pada visinya saat ia
mencalonkan diri menjadi gubernur.
Selama 2 tahun ini harusnya ada perubahan signifikan, misalnya
infrastuktur, sejauh ini belum terlalu terlihat secara signifikan, jalan
provinsi khususnya sudah diperbaiki, namun masih banyak dikeluhan masyarakat.
“Jalan di kabupaten pinggiran masih belum ada perubahan,” kata Dedy.
Sektor pemerintahan sendiri stagnan, baromenternya nilai perkembangan
akuntabilitas kinerja pemerintah provinsi dari Kementrian Pendayagunaan
Aparatur Negara(Kemenpan) tahun 2015 lalu rendah yaitu 51.13 CC urutan ke-27
dari 33 provinsi.
“Itu jadi potret 2 tahun belum ada hasil yang bagus,” ucapnya.
Dosen Fisip Unila ini menambahkan, soal infrastuktur juga tidak yang baik secara meluas, indikatornya lapangan
pekerjaan, ekonomi, 2 tahun ini gagal.
“2 tahun ini gagal(Ridho pimpin Lampung), seperti enggak ada pembangunan,” ungkapnya.
Ia menuturkan, uang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah(APBD) kinerjanya buat
apa kok? tidak ada efek nyata, jadi dari sisi kemampuan kepala daerah dalam
men-sinergikan kabupaten/kota belum berhasil.
Untuk sektor pariwisata berjalan sendiri seperti tidak ada sentuhan provinsi,
padahal sektor pariwisa Lampung amat besar, terlebih ada pariwisata lintas
kabupaten seperti Pulau Pahawang di Pesawaran, itu tumbuh seperti tidak ada
sentuhan pemerintah.
Secara umum 2 tahun ini lambat secara aspek, padahal kita jadi percontohan
secara nasional.
“Padahal kita sudah separuh jalan,” kata dia.
Jika program nasional banyak, seperti jalan Tol, infrastuktur, dan sebagainya,
namun itu kembali lagi, itu program nasional, sementara domain provinsi apa ?
Kemudian untuk sektor korupsi tidak ada komitmen.
Dinas(Kadis) masuk penjara karena terseret kasus korupsi.
“Leadership-nya(Ridho Ficardo) enggak jalan,” kata dia.
Padahal kata dia, kepala daerah visinya mewujudkan pemerintahan yang bersih, itu indikasi
kuat kepemimpinan 2 tahun.
2 tahun Rolling(mutasi pejabat) itu tidak maju,
uniknya baru-baru M. Ridho Ficardo baru berani melelang jabatan terbuka,
padahal tahun lalu sudah ada.
“Kepala daerah enggak kada, biasa-biasa aja, ada kepala(gubernur) sama aja
enggak ada(gubernur). Ini ada sisa waktu 2 tahun. Kalo mau nunjukin secara
umum,” tukasnya.(Ndi)
Baca juga: Dua Tahun, M. Ridho Ficardo-Bachtiar Basri Pimpin Lampung (2)
Baca juga: Dua Tahun M. Ridho Ficardo-Bachtiar Basri Pimpin Lampung (3)
Baca juga: Dua Tahun M. Ridho Ficardo-Bachtiar Basri Pimpin Lampung (4)
Baca juga: Dua Tahun M. Ridho Ficardo-Bachtiar Basri Pimpin Lampung (5)