Juniardi/Foto Ist |
BANDARLAMPUNG-Mantan
Ketua Komisi Informasi Provinsi Lampung, Juniardi, SIP, MH, menyesalkan sikap
arogansi pihak Rektorat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bandarlampung,
terhadap mahasiswa, dan tidak respon terhadap transparansi, yang disuarakan
mahasiswa.
Tapi justru berlaku diskriminatif terhadap
kebebasan mahasiswa dalam beraktifitas.
“Dikritisi
mahasiswa, lalu membekukan aktifitas mahasiswa dikampus, lalu ada penangkapan
mahasiswa. Kenapa kampus tidak membangun budaya demokrasi sebagai bagian dari
proses pembelajaraan,” kata Juniardi, Kamis(29/04/2016).
Ini harus dikritisi, kata Juniardi, seharusnya sang rektor bangga kampusnya
memiliki mahasiswa-mahasiswa yang kritis.
Artinya,
pertanda nurani bangsa Indonesia masih hidup. Atau jangan jangan, mungkin sang
rektor tidak pernah menjadi aktivis sehingga nuraninya tidak pernah terasah
kritis.
“Mungkin
juga dia(Rektor IAIN Mukri) tidak pernah keluar dari dalam laboratorium atau perpustakaan sehingga
tidak bisa melihat dunia nyata yang selalu dinamis.”
“Pak
rektor itu apa tidak pernah menjadi demonstran seperti mahasiswa . Pak rektor
itu mungkin bercokol lebih sebagai pejabat daripada penjaga kebebasan
akademis,”ujarnya.
Juniardi meminta, kementerian Agama, dan Dikti harus mengevaluasi, rektorat
Kampus Negeri Islam itu, karena akan berdampak pada kualitas generasi bangsa
ini.
Dunia
akademik harus dibebaskan dari tekanan apa pun selain tentang ilmu pengetahuan.
Dengan begitu, kebebasan berpendapat juga menjadi milik bersama dan seharusnya
menjadi budaya yang memang sejak zaman dahulu terlahir di
universitas-universitas. Jadi, ketika mahasiswa justru dibungkam, ada simbol
kekuasaan di dalamnya. “Dan kalau rektor telah berubah menjadi simbol
kekuasaan itu, maka rektor pun layak ditumbangkan,” tegas Juniardi.
Saat ini, kata Juniardi, kebenaran telah dirampas dari ilmu pengetahuan dan
semua menjadi kelam karena kebenaran tenggelam bersama dominasi kekuasaan.
“Mungkin ini pertanda yang berulang dalam setiap perubahan besar bahwa
kebenaran mesti diperjuangkan oleh keberanian. Sudah pernah menjadi sejarah
bagi Indonesia. Di setiap reformasi dan kemerdekaan, keberanian kerap muncul
bersama pemuda dan mahasiswa.” Katanya(*)
Baca juga; Tuntut Transparansi Anggaran Kampus,15 Mahasiswa IAIN Raden Intan Lampung Ditangkap
Baca juga: PMII Kecam Sikap Arogan Rektorat IAIN Raden Intan Lampung