BBWSM Lampung Dituding Bekerja Kurang Profesional

MetrTernyata banyak
cara lembaga negara menghamburkan uang Negara.

Buktinya, Balai
Besar Way Sekampung Mesuji(BBWSM) menganggarkan pembangunan irigasi tipe primer
di wilayah Metro dan Lampung Timur(Timur) dengan pagu puluhan miliar, padahal
pada tahun 2008 lalu.
Lucunya belum
ada satu Dasawarsa pembangun di tempat yang sama dilakanakan, berdasar penelurusan
Suryaandalas.com, untuk tahun ini(2015) nilai anggaran yang digelontorkan
mencapai Rp 53 miliar.
Ya,
pekerjaan yang ditengarai menghamburkan uang negara ini mendapat sorotan, selain
pengerjaan yang terburu-buru, kuat dugaan pekerjaan ini pun asal jadi.
 Pengerjaan tahun ini dengan cara pembongkaran
total atas samping dan bagian lantai irigasi, bahkan termasuk pembangunan tahun
2008 pun ikut di bongkar.

Sayangnya, justru pembangunan tahun 2008 silam justru tampak jauh lebih baik
dari pada proyek yang dikerjakan saat ini, pun dibenarkan para tenaga kerja
borongan dari proyek irigasi di wilayah Metro dan Lamtim pada wartawan. 

 Dengan  adanya
pekerjaan mega proyek yang disinyalir asal jadi, siapa yang untung dan siapa
yang buntung?.
Yang patut
dipertanyakan bagian perencanaan dan pengawas atas pekerjaan ini, dikarenakan
dugaan kuat kurang matamngnya perencanaan dan kurang tanggapnya pengawasan
hingga menciptakan asumsi  di kalangan masyarakat.
Benarkah pihak
BBWSM gemar mengahamburkan uang negara?

Ketua lsm Pusat Kajian Study Masyarakat Lampung(LSM PUSKAM), Feryansyah
menegaskan, diduga kuat kurang tanggapnya pihak BBWSM dalam merencanakan dan
melakukan pengawasan pada proyek irigasi tipe primer ini.
“dugaan  banyaknya permainan atau mafia anggaran yang
sengaja ingin menghamburkan uang,”tegas Fery, Minggu(21/11/2015)malam.
Alasannya kata
Fery, jika bangunan yang pertama lebih bagus dari bangunan sekarang ini, mengapa
dilakukan pembangunan lagi.
“kan lucu, pembangunan
sekarang disbanding tahun sebelumnya, kok lebih 
baik dari tahun sebelumnya, ini ada apa?,”sergahnya.
Ia mengahimbau,
baiknya pemangku kepentingan di BBWSM hendaknya lebh cermat dalam merencanakan
dan mengerjakan suatu perkerjaan, dikarenakan untuk hajat hidup orang  banyak.
“dan
bagaimana pun, itu uang rakyat, untuk digunakan kepentingan masyarakat banyak,”tukasnya.
Sebelumnya,
Direktur Center Budget For Analysis, Uchok Sky Khadafi menyayangkan dugaan
pekerjaan asal jadi pada proyek irigasi tipe primer milik BBWSM.

Mantan koordinator FITRA Indonesia ini menduga banyak kejanggalan dari awal
perencanaan hingga pekerjaan itu selesai.

Untuk itu Uchok meminta Badan Pemeriksa Keuangan(BPK) untuk mengaudit dan
melakukan investigasi atas proyek dengan pagu puluhan miliar ini.

“Kelihatan proyek ini asal-asalan atau asal jadi, tapi kemungkinan tidak
sesuai dengan spek. BPK perlu mengaudit, menyesuaikan antara spek dengan
pekerjaan di lapangan ,”tegas Uchok.

Uchok menegaskan, ada dugaan pekerjaan irigasi tipe primer ini dana yang
digunakan banyak dilakukan pemotongan oleh pemangku kebijakan setempat, yang
menyebabkan asumsi elemen dan pekerja di lapangan menuding pekerjaan itu diduga
asal jadi dan mengejar waktu, bahkan ditengarai adanya pemborosan anggaran.

“Karena, diduga, proyek ini, uangnya lari kemana-mana,”lugas Uchok.

Bahkan lanjut Uchok, ditengarai proyek ini sudah direncanakan pemenang
tendernya, artinya tender hanya sebatas formalitas.

“Kalau proyek asal-asalan, bisa saja lelang diduga sudah diatur untuk
memenangkan perusahaan tertentu,”tukas dia.



Salah satu
pekerja yang turut mengerjakan mega proyek pun mengakui, jika pekerjaan ini diduga
kurang maksimal.

“iya mas kalau kami liat memang jauh lebih bagus bangunan lama, dari
sekarang, dan mungkin hanya dapat bertahan 2 tahun saja ini mah, semen juga
kami tidak tau apa yang di gunakan, informasinya hanya semen lokal,”
terang tukang tenaga borongan, sela-sela kesibukan para tukang, sembari
menunjuk bekas bangunan lama yang telah di bongkar


Sementara Bambang Hermanto Divisi Sosial LSM Bersama Kita Bisa (Berkitab)
Provinsi Lampung juga menyampaikan hal serupa dengan keterangan tenaga kerja
borongan dalam pembangunan Irigasi Primer pada wilayah Tegineneng, Metro hingga
Kabupaten Lampung Timur, terkesan asal jadi, menurutnya, kemungkinan dengan
kondisi tersebut lantaran pelaksanaan terlalu mepet, sehingga pekerjaan
terburu-buru.
 

“mungkin juga tanpa
asalan karena pihak pelaksana memburu waktu, sehingga tampak seperti sekarang,
bagaimana mau bermutu baik, tenaga kerjanya dibayarkan per meter persegi atau
kubikasi, hanya Rp 60.000, tentu pekerja mengejar target kubikasi dan bukan
baik buruknya mutu, bisa kita liat dan bandingkan dengan bangunan lama yang
telah berusia 5 tahun, dengan yang hanya 2 bulan,” tegas Bambang Harianto.(TIM) 

Baca juga: Pembangunan Irigasi Tipe Primer Milik BBWSM Disoal

Baca juga: CBA Minta BPK Audit Proyek Irigasi Tipe Primer Milik BBWSM

Baca juga: Soal Proyek Irigasi Tipe Primer Milik BBWSM, Akademisi Menduga Banyak Pemotongan Dana

Baca juga: Irigasi Tipe Primer Milik BBWSM Pagu Miliaran, Diduga Asal Jadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *