Metro- Akademisi dari Universitas Lampung(Unila) M. Iwan Satriawan menduga adanya pekerjaan asal jadi pada proyek raksasa pembangunan Irigasi tipe Primer di wilayah
Lampung Timur dan Metro milik Balai Besar Way Sekampung Mesuji(BBWSM) karena banyaknya pemotongan.
Lampung Timur dan Metro milik Balai Besar Way Sekampung Mesuji(BBWSM) karena banyaknya pemotongan.
“Karena dugaan tanpa perencanaan yang matang dan dugaan
banyak pemotongan (dana),” kata dosen fakultas hukum Unila, Senin(16/11/2015).
banyak pemotongan (dana),” kata dosen fakultas hukum Unila, Senin(16/11/2015).
Dengan adanya dugaan kurangnya perencanaan yang baik dan pemotongan maka proyek dengan pagu miliaran itu terkesan asal jadi.
“Sehingga kualitas bangunan tidak sesuai,” kata Intelektual muda PBNU ini.
Entah ada unsur kesengajaan atau hanya sebatas kurang pengawasan, sehingga proyek raksasa pembangunan Irigasi tipe Primer tampaknya asal jadi, itu diakui beberapa tukang yang ikut melaksanakan pekerjaan.
Pembangunan irigasi primer itu, dikabarkan senilai Rp 53 miliar.
Informasi yang diterima Suryaandalas.com, beberapa waktu lalu dari beberapa tenaga kerja, baik pada wilayah Kecamatan Pekalongan Lampung Timur (Lamtim) maupun wilayah Kota Metro menyebutkan, kurangnya mutu dalam pelaksanaan proyek raksasa tersebut.
Sekedar untuk diketahui Tahun 2008 silam Balai Besar Way Sekampung Mesuji(BBWSM) juga yang telah melaksanakan proyek tersebut, namun di tahun 2015 kembali dilaksanakan, dengan pembongkaran total atas samping dan bagian lantai irigasi, bahkan termasuk pembangunan tahun 2008 pun ikut dibongkar.
Sayangnya, justru pembangunan tahun 2008 silam justru tambak jauh lebih baik dari pada proyek yang dikerjakan saat ini, pun dibenarkan para tenaga kerja borongan dari proyek
irigasi di wilayah m Metro dan Lamtim pada wartawan, di sela-sela kesibukan para tukang, sembari menunjuk bekas bangunan lama yang telah di bongkar.
irigasi di wilayah m Metro dan Lamtim pada wartawan, di sela-sela kesibukan para tukang, sembari menunjuk bekas bangunan lama yang telah di bongkar.
“Iya mas kalau kami liat memang jauh lebih bagus bangunan lama, dari sekarang, dan mungkin hanya dapat bertahan 2 tahun saja ini mah, semen juga kami tidak tau apa yang
di gunakan, informasinya hanya semen lokal,” terang tukang tenaga borongan.
di gunakan, informasinya hanya semen lokal,” terang tukang tenaga borongan.
Sementara Bambang Hermanto Divisi Sosial LSM Bersama Kita Bisa (Berkitab) Provinsi Lampung juga menyampaikan hal serupa dengan keterangan tenaga kerja borongan dalam
pembangunan Irigasi Primer pada wilayah Tegineneng, Metro hingga Kabupaten Lampung Timur, terkesan asal jadi, menurutnya, kemungkinan dengan kondisi tersebut lantaran pelaksanaan terlalu mepet, sehingga pekerjaan terburu-buru.
pembangunan Irigasi Primer pada wilayah Tegineneng, Metro hingga Kabupaten Lampung Timur, terkesan asal jadi, menurutnya, kemungkinan dengan kondisi tersebut lantaran pelaksanaan terlalu mepet, sehingga pekerjaan terburu-buru.
“Mungkin juga tanpa asalan karena pihak pelaksana memburu waktu, sehingga tampak seperti sekarang, bagaimana mau bermutu baik, tenaga kerjanya dibayarkan per meter persegi atau kubikasi, hanya Rp 60.000, tentu pekerja mengejar target kubikasi dan bukan baik buruknya mutu, bisa kita liat dan bandingkan dengan bangunan lama yang telah berusia 5 tahun, dengan yang hanya 2 bulan,” tegas Bambang Hermanto.
Di lain pihak, ketua panitia lelang BBWSM, Albert enggan berkomentar banyak soal dugaan pekerjaan yang asal jadi.
”Mas, ke media centre aja(humas), saya lagi di rumah sakit,” kata Albert sembari menutup telephone.
Sementara Humas BBWSM, Yanti saat dihubungi mengaku tengah mengambil cuti d luar kota dikarenakan keluarganya masih sakit.
”Mas, besok atau lusa saya masuk, nanti saya hubungi lagi kalo saya sudah masuk kerja,” kata Yanti. (FR)