Irigasi Tipe Primer Milik BBWSM Pagu Miliaran Diduga Asal Jadi

Metro- Entah ada unsur kesengajaan atau hanya sebatas kurang pengawasan, sehingga proyek raksasa pembangunan Irigasi tipe Primer tampaknya  asal jadi, itu diakui beberapa tukang yang ikut melaksanakan pekerjaan.

 
Pembangunan irigasi primer itu, dikabarkan senilai Rp 53 miliar .


Informasi yang di terima Suryaandalas.com, beberapa waktu lalu dari beberapa tenaga
kerja, baik pada wilayah Kecamatan Pekalongan Lampung Timur (Lamtim) maupun wilayah Kota Metro menyebutkan, kurangnya mutu dalam pelaksanaan proyek raksasa. tersebut



Sekedar untuk diketahui Tahun 2008 silam Balai Besar Way Sekampung Mesuji (BBWSM) juga yang telah melaksanakan proyek tersebut, namun di tahun 2015 kembali dilaksanakan, dengan pembongkaran total atas samping dan
bagian lantai irigasi, bahkan termasuk pembangunan tahun 2008 pun ikut dibongkar.
 
sayangnya, justru pembangunan tahun 2008 silam justru tambak auhj lebih baik dari pada proyek yang dikerjakan saat ini, pun dibenarkan para  tenagakerja borongan dari proyek irigasi di wilayah Metro dan Lamtim pada wartawan , di sela-sela kesibukan para
tukang, sembari menunjuk bekas bangunan lama yang telah dibongkar.
 
“iya mas kalau kami liat memang jauh lebih bagus bangunan, amal dari sekarang, dan mungkin hanya dapat bertahan 2 tahun saja ini mah, semen juga kami tidak tau apa yang di gunakan, informasinya hanya semen
lokal,” terang tukang tenaga borongan. 
 
Sementara Bambang Hermanto Divisi Sosial LSM Bersama Kita Bisa B( Provinsi Lampung juga menyampaikan hal serupa dengan keterangan tenaga kerja borongan dalam pembangunan Irigasi Primer pada wilayah Tegineneng, Metro hingga Kabupaten Lampung Timur, terkesan asal jadi, menurutnya,  kemungkinandengan kondisi tersebut lantaran pelaksanaan terlalu mepet, sehingga pekerjaan terburu-buru.
 
“Mungkin juga tanpa asalan karena pihak pelaksana memburu waktu, sehingga tampak seperti sekarang, bagaimana mau bermutu baik, tenaga kerjanya dibayarkan per meter persegi atau kubikasi, hanya Rp 60.000, tentu pekerja mengejar target kubikasi dan bukan baik buruknya mutu, bisa kita liat  danbandingkan dengan bangunan lama yang telah berusia 5 tahun, dengan yang hanya 2 bulan,” tegas Bambang Harianto. (FR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *