ISEI Lampung Diskusi Akhir Tahun: Refleksi dan Proyeksi Ekonomi Lampung

Bandar Lampung : Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Lampung menggelar Diskusi Akhir Tahun bertajuk Refleksi dan Proyeksi Ekonomi Lampung di Rumah Makan Rumah Kayu, Bandar Lampung, Minggu (22/12/2024).
Acara yang berlangsung Minggu ini dihadiri sejumlah pengurus ISEI Cabang Lampung, termasuk para akademisi dan pengamat ekonomi terkemuka.
Dalam sambutannya, Ketua ISEI Cabang Lampung, Dr. Agus Nompitu, S.E., M.T.P., menegaskan bahwa organisasi ini memiliki tanggung jawab untuk memberikan kontribusi pemikiran terhadap dinamika perekonomian Lampung.
“ISEI terpanggil untuk memberikan rekomendasi strategis bagi pemerintahan baru Lampung yang akan terbentuk pasca Pilkada Serentak 2024,” ujar Agus.
Diskusi mengungkapkan sejumlah tantangan ekonomi yang dihadapi Provinsi Lampung. Pertumbuhan ekonomi Lampung pada 2023 mencapai 4,55%, masih di bawah rata-rata nasional yang berada di angka 5,05%. Proyeksi untuk 2024 menunjukkan pertumbuhan berkisar antara 4,5% hingga 4,9%, tetap lebih rendah dari target nasional.
Tekanan pertumbuhan ini terlihat dari penurunan daya beli masyarakat, yang tercermin dari inflasi rendah di Lampung. Inflasi pada September 2024 tercatat sebesar 2,16%, lebih rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Meski stabilisasi harga dapat dianggap positif, kondisi ini juga menjadi indikasi lemahnya aktivitas ekonomi.
Selain itu, tantangan lain muncul dari kebijakan nasional seperti kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada 2025 dan kenaikan Upah Minimum sebesar 6,5%. Faktor eksternal seperti ketidakpastian global akibat konflik Timur Tengah dan fluktuasi nilai tukar juga diperkirakan memengaruhi perekonomian lokal.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang diaudit oleh BPK RI menunjukkan tren defisit keuangan riil di berbagai kabupaten/kota di Lampung selama empat tahun terakhir.
Defisit ini disebabkan oleh ketergantungan yang tinggi pada dana transfer pusat, manajemen anggaran yang kurang realistis, dan optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang belum maksimal.
ISEI merekomendasikan langkah-langkah strategis seperti hilirisasi komoditas unggulan untuk meningkatkan nilai tambah, membangun industri berbasis sumber daya lokal, serta diversifikasi sumber pendapatan daerah melalui inovasi dan efisiensi pengelolaan aset.
Selain itu, belanja daerah juga harus difokuskan pada modal yang mendukung pertumbuhan ekonomi dengan memangkas pengeluaran yang kurang produktif.
Dengan stabilitas politik pasca Pilkada Serentak dan musim penghujan yang mendukung sektor pertanian, Lampung memiliki peluang untuk bangkit. Momentum 2025 diharapkan menjadi titik balik bagi kepala daerah untuk memperbaiki tata kelola keuangan dan menciptakan kebijakan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Refleksi akhir tahun ini menjadi pijakan untuk menyusun strategi yang lebih efektif, membawa Provinsi Lampung menuju pertumbuhan ekonomi yang kompetitif dan berdampak positif bagi masyarakat luas. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *