Aries Sandi Siap Rangkul Semua Pihak Untuk Majukan Pesawaran

Pesawaran – Jika diberi amanah untuk memimpin Pesawaran periode 2025-2030, Cabup Pesawaran, Aries Sandi Darma Putra, berjanji akan merangkul dan bekerjasama dengan para pendukung paslon 02 untuk mewujudkan Pesawaran yang lebih maju, sejahterah, adil dan merata.

Hal tersebut disampaikan Aries Sandi dalam closing statement debat publik kedua, yang berlangsung di Graha Adora. Pada Selasa 12 November 2024.

Selain itu, Aries Sandi juga menyampaikan permohonan maaf kepada rivalnya Nanda Indira – Antonius, jika selama debat ada perkataan atau tindakan yang tidak berkenan.

“Saya memohon maaf kepada Paslon 02 dan para pendukungnya jika ada kata atau sikap yang tidak berkenan, karena kita semua bersaudara. Yakinlah, jika kami diberi amanah untuk memimpin Pesawaran, kami akan bekerjasama dengan para pendukung paslon 02 yang tidak memilih kami,” ujarnya.

Paslon bejargon ASRI ini juga memohon doa restu dan keikhlasan masyarakat untuk mewujudkan cita-cita menuju Pesawaran lebih maju, sejahtera, adil dan merata.

“Diberbagai tempat kami telah menyampaikan visi dan misi kami di bidang pendidikan, kesehatan, dan pertanian. Insya Allah, dengan ridho-Nya, kami akan menjadi pemimpin yang amanah, bukan sekadar janji politik untuk meraih simpati masyarakat Kabupaten Pesawaran,” ucap Aries Sandi.

Ia juga mengimbau kepada seluruh pendukungnya untuk menjaga situasi yang kondusif dan semangat kebersamaan demi mencapai tujuan bersama dalam memajukan dan menyejahterakan Pesawaran.

“Kepada Pendukung ASRI di mana pun berada, mari kita jaga kondusifitas dan pelihara Pilkada ini dengan semangat kebersamaan demi tujuan kita untuk Pesawaran yang lebih maju, sejahtera, adil dan merata,” tutupnya.

Diketahui, usai debat Aries Sandi dan Supriyanto menunjukkan sikap ksatria dan rendah hati, dimana paslon berjargon ASRI ini tidak sungkan secara khusus menghampiri lawan politiknya Nanda Indira dan Antonius, untuk berjabat tangan setelah beradu gagasan.

Bahkan, Aries Sandi terlihat menundukkan bahunya, sebagai tanda kerendahan hati dan permohonan maaf jika ada kesalahan kata yang mungkin terjadi selama debat. Momen tersebut menunjukkan sikap yang penuh rasa hormat dan persaudaraan di tengah kompetisi politik yang sedang berlangsung. (**).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *