Wakil Gubernur Lampung Hadiri Pembukaan AICIS 2016

Bandarlampung- Provinsi Lampung bisa dikatakan sebagai Indonesia Mini yang mengartikulasikan wajah
keberagamaan dan kebhinekaan. Di sini hidup dan tinggal berbagai macam suku,
agama, ras, dan budaya, yang membaur bersama antara masyarakat asli dan
pendatang, dengan semboyan Sai Bumi Ruwa Jurai.

Hal ini
disampaikan Wakil Gubernur Hi. Bachtiar Basri, menghadiri Seremoni Pembukaan
The 16th Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2016. BallRoom
Novotel B.Lampung, Selasa
01
November 2016.
Prof. Dr.
Phil. Kamaruddin Amin, MA Ketua Panitia Pusat melaporkan Topik Central darii
pertemuan ini adalah “Demokrasi, Tolerensi, Modern, Islamic”
Demokrasi diindonesia unik, negara penganut agama islam terbesar diiidunia.
Menjadi daya tarik bagi negara-negara diberbagai belahan dunia, untuk
diobservasi keberhasilan Indonesia memelihara kehidupan berbangsa dan bernegara
berpedoman kepada nilai agama dalam konteks demokrasi pancasila. Makalah Yang
telah teregistrasi pada panitia dengan jumlah Makalah terbanyak dari AICIS Sebelumnya,
yaitu 1345 Paper/makalah. AICIS Ke16, diselenggarakan di IAIN Raden Intan
berkat kerja keras dari Civitas IAIN, yang disuport penuh oleh Pemerintah
Provinsi Lampung.
Karo.Humas
& Protokol BAYANA menerangkan dalam sambutannya M.RIDHO FICARDO menyampaikan
Pemerintah Provinsi Lampung, mengucapkan selamat datang di Provinsi Lampung
kepada seluruh peserta The 16th Annual International Conference on Islamic
Studies (AICIS). Merupakan kehormatan dan kebanggaan tersendiri bagi
masyarakat, karena Provinsi Lampung dipercaya untuk menjadi tuan rumah sebuah
perhelatan besar Annual International Conference on Islamic Studies ke16 yang
dihadiri oleh para intelektual, akademisi, peneliti, dan peminat kajian-kajian
keislaman, dari seluruh penjuru Indonesia, bahkan dunia, yakni dalam rangka
hajat akbar mengusung dan mempromosikan kontribusi Islam Indonesia bagi
peradaban dunia. Penunjukan IAIN Raden Intan yang terletak di wilayah Provinsi
Lampung sebagai penyelenggara AICIS ke-16 pada tahun 2016.
Momentum
yang sangat tepat dalam mengusung tema besar kontribusl Islam Indonesia dalam
membangun peradaban dunla. Hal ini didasari kenyataan bahwa IAIN Raden Intan
Lampung merupakan salah satu perguruan tinggi keislaman negeri terdepan di
Indonesia yang sedang mengalami perkembangan pesat dan menjadi model perguruan
tinggi moderen, balk dalam bidang akademis, kepemimpinan, tata kelola, dan
lingkungan.
Sai Bumi
Ruwa Jurai memlliki arti sebuah rumah tangga dari dua garis keturunan, Saibatin
dan Pepadun. Pada zaman modern sekarang, pengertlan Sai Bumi Ruwa Jurai
diperluas menjadi masyarakat Lampung asli (suku Lampung) dan masyarakat Lampung
pendatang (suku-suku lain yang Tinggal di Lampung). Semboyan ini diperkuat
dengan internalisasi falsafah hidup orang Lampung yang termaktub dalam Kitab
Adat “Kuntara Raja Niti”, yaitu (1) Piil Pesenggiri (prinsip kehormatan) (2)
Juluk-Adek (prinsip keberhasilan) (3) Nemui-Nyimah (prinsip penghargaan) (4)
Nengah-Nyapur (prinsip persamaan); dan (5) Sakai-Sambayan (prinsip kerjasama).
Falsafah hidup ini dilambangkan dengan lima kembang penghias siger pada lambang
Provinsi Lampung. Keragaman agama, budaya dan suku yang mampu hidup
berdampingan dengan damai, harmoni dan toleran di daerah Lampung ini dapat
menjadi salah satu model dan contoh aktual Islam Indonesia yang layak
dipromosikan untuk turut membangun peradaban dunia yang plural, damai dan
harmoni.
Gubernur,
dalam forum AICIS memperkenalkan sejumlah destinasi unggulan pariwisata
provinsi lampung. Agar para utusan, duta besar, peserta AICIS untuk tertarik
mengunjungi wisata lampung. Agar melihat langsung bagaimana, tolerensi
kehidupan beragama dalam masyarakat lampung. Pemerintah Provinsi Lampung akan
menyiapkan lahan 50-100 Ha, untuk mendukung peningkatan status dari IAIN
menjadi U
IN
Menteri
Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin, saat membuka AICIS Ke16. AICIS
kali ini begitu special istimewa dikarenakan adanya dukungan luar biasa dari
Gubernur Lampung dan jajaran Polda Lampung. Dan lebih istimewa tempat pelaksanaan
AICIS tidak lagi dihotel hotel, namun diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi
Islam, IAIN Reden Intan. Tema besar kita adalah Kontribusi Islam Indonesia Bagi
Peradaban Dunia. Menteri Agama RI, mengajak forum untuk merumuskan nilai-nilai
yang berkembang dinusantara. Tiga ciri nilai islam yang berkembang di
Indonesia, yang membedakan nilai islam yang berkembang dinegara lain : 1. Nilai
Islam Moderat (4 Mahzab menjadi pedoman), nilai islam yang Tolerensi,
Tawazun/keseimbangan. 2. Nilai Islam yang Mempertahankan Tradisi. 3. Nilai
Islam yang Nasionalis, Islam yang BerIndonesia. Dari Kajian Nilai Islam
Indonesia, selanjutnya akan menjadi acuan untuk menjawab tantangan pradaban
islam dunia. Islam yang moderat, mempertahankan ketauhidan namun tetap
tolerensi. Karna Indonesia begitu Homogen, Indonesia begitu beragam suku,
agama, budaya. Begitupun dunia, membutuhkan islam yang mampu hidup berdampingan
dengan damai.
AICIS Ke16
juga dihadiri Duta Besar dan perwakilan negara-negara sahabat, Sekretaris
Jenderal Kementerlan Agama RI, Prof. Dr. Nursyam,M.Si, Direktur Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, MA,
selaku Ketua Panitia Pusat Para pejabat eselon I Kementerian Agama, Direktur
Pendidikan Tinggi Islam Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA, Rektor IAIN Raden Intan
Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag. 

Baca juga: AICIS di IAIN Raden Intan Lampung Diwarnai Aksi Demo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *