Angka Kematian Bayi di Lampung Timur Cukup Tinggi

ist

Lampung
Timur – Angka kematian bayi yang cukup tinggi, mematik keprihatinan Pemda
Lamung Timur.

Pemda
setempat terus berupaya menanggulangi agar tingkat kematian bayi menurun.
Ternyata usaha itu tidak sia-sia.
Sesuai
dengan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, di tahun
2016 triwulan pertama, Angka Kematian Bayi(AKB) di wialayah tersebut mengalami
penurunan bila di bandingkan dari tahun sebelumnya.
AKB
merupakan indikator ke lima dalam program Millennium Development Goals (MDGs)
yang pada dasarnya mewujudkan komitmen internasional yang dibuat di
perserikatan bangsa bangsa, dimana salah satu poinnya untuk memberikan
pelayanan terhadap anak dan mengurangi AKB.
Bila AKB
masih dalam catatan tinggi itu berarti pelayanan kesehatan anak di suatu
wilayah belum baik, dan begitu pula sebaliknya, jika data AKB rendah maka
pelayanan anak di wilayah tersebut sudah dinilai baik.
Pada tahun
2014 di Kabupaten Lampung Timur terdapat 80 kasus kematian bayi mulai dari usia
0 hingga usia 12 bulan yang terdata oleh beberapa wilayah kerja puskesmas yang
tersebar di kabupaten tersebut.
Semetara
pada tahun 2015 sedikit mengalami peningkatan, terdata ada 91 kasus kematian
bayi yang berusia di bawah satu tahun. Kasus kematian bayi tetap banyak
ditemukan di wilayah kerja puskesmas Purbolinggo terdapat 11 -10 kasus AKB pada
tahun 2014 – 2015.
Hal ini
disebabkan Bayi Baru Lahir (BBLR) tidak mampu bernapas secara spontan dan tidak
teratur (Asfiksia).
Selanjutnya,
di bandingkan pada tahun 2014 kasus kematian bayi banyak juga di temukan di
wilayah Puskesmas Sukaraja Nuban dan Sribawono yang terdapat 8 kasus AKB dari
masing masing puskesmas (2015).
Sedangkan
pada tahun 2016 ini, data kematian bayi di Lampung Timur semester satu terdapat
24 kasus, di mana Puskesmas Purbolinggo yang terdata dua tahun terakhir
(2014-2015) tertinggi kasus angka kematian bayi, saat ini hanya di temukan 2
kasus pada semester satu tahun 2016.
Dokter
Spesialis Anakn Dr. Ranto Panjaitan SpA. MSc menjelaskan, untuk menekan AKB,
pihaknya telah membentuk puskesmas rujukan bayi yang diberi nama Puskesmas Jono
yang dibagi pada 7 wilayah di Lamtim, setiap 1 Puskesmas Jono ini akan menerima
rujukan dari beberapa puskes lainnya.
Ia
menjelaskan, misalnya Puskesmas Jono di Labuhan Maringgai, puskesmas ini akan
menerima rujukan dari Puskesmas Jabung, Way Mili, Wana dan Pasir Sakti.
“Sehingga
terjadi kegawatan, mereka yang jauh tidak perlu merujuk ke Sukadana, karena
akan memakan waktu yang cukup lama,” jelas Ranto di ruang kerjanya belum
lama ini.
Puskesmas
Jono ini sendiri diberikan pelatihan khusus untuk tanggap gawat darurat.
Sehingga dirinya bersama dengan Dinas terkait selalu mengontrol keadaan di
bawah.
“Saya
bersama Dinas Kesehatan rajin turun untuk memberikan pelatihan penangan
terhadap bayi yang batu lahir kepada Puskesmas Jono agar dapat cepat tanggap
dalam membantu mencegah kasus kematian bayi,” ucapnya.
Namun pihak
Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur, belum berhasil dikonfirmasi (FR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *