Kalsel – Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Kalimatan Selatan melakukan studi banding ke Unit Pabrik Bekri PTPN VII, di Lampung Tengah, Kamis (14/2/2019).
Kepala Balitbangda Provinsi Kalimantan Selatan, Mohamad Amin didampingi Sekretaris Badan Nurman Syah, mengatakan tujuan dilaksanakannya studi banding ke Unit Bekri ini, ingin lebih jauh mempelajari tentang pemanfaatan limbah cangkang kelapa sawit yang selama ini sudah dilakukan di pabrik Bekri.
Ia berharap kunjungan ini dapat menjalin kerja sama yang lebih baik lagi. Menurutnya dalam kunjungan ini dari Batlibangda Kalimantan Selatan mencari perbandingan dalam pengelolaan limbah.
PTPN VII Unit Bekri bisa dijadikan referensi dalam pengelolaan limbah sawit sehingga bisa bermanfaat dijadikan bahan bakar.
“Kegiatan ini inshaa allah bisa bermanfaat bagi kami,” ujarnya.
Amin mengungkapkan ucapan terima kasih kepada PTPN VII yang telah menerima kunjungan dan berbagi ilmu yang insha allah akan diuji coba di Kalimantan Selatan.
Sementara, Askep Tanaman Unit Bekri Jombang Siregar, didampingi Sinder Tehnik Dedy Doantambunan menyambut baik kedatangan teman teman dari Balibangda.
Dedy Doantambunan menerangkan di Unit Bekri ada satu unit pabrik yang menghasilkan CPO dan PKO.
Sedangkan cangkang sawit dihasilkan dari proses pembuatan minyal sawit. Produk ini digunakan sebagai bahan bakar boiler pabrik.
“Selain sebagai bahan bakar, cangkang sawit juga dapat digunakan sebagai campuran pembuatan batako'” katanya.
Untuk sementara, tambah Dedy, pemanfatan cangkang sebagai bahan bakar hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan boiler pabrik-pabrik karet milik PTPN VII, belum dilakukan penjualan.
Selain cangkang, hasil produksi proses minyak sawit juga ada fiber. Cangkang dan fiber yg sangat dibutuhkan untuk powerplan pabrik sawit, karena bahan bakar boilernya bukan batu bara. Dan bila boiler ini hidup, pabril tidak memerlukan pembangkit yang lain.
Cangkang dalam boiler bisa menghasilkan uap untuk pemanas pabrik.
Hanya saja, jelas Dedy penggunaan cangkang ini tidak bisa digunakan untuk bahan bakar terus menerus karena berakibat panas berlebih. Yang ideal penggunaannya bahan bakar menggunakan 80 persen fiber dan 20 persen cangkang.