Arinal Djunaidi dan Nunik |
Lampung Tengah – Akses dari Kota Bandarlampung menuju Kecamatan Bangun Rejo, Lampung Tengah yang melintasi, Wates, Kecamatan Bekri, di perkebunan sawit dan area perkebunan tebu PTPN VII Unit Usaha Bekri, disugukan dengan jalan milik Pemprov Lampung yang mengalami kerusakan meski baru diperbaiki.
Terlebih di musim penghujan, jalan itu berlumpur, berlubang. Para pengendara yang melintas melajukan kendaraannya perlahan di jalan itu.
Sejatinya warga dan pengguna jalan gembira jalan itu diperbaiki, karena
kondisi jalan rusak itu disinyalir terjadi bertahun-tahun, pun mematik keprihatinan semua pihak. Namun harapan warga dan pengguna jalan tersebut kecewa dengan hasil pekerjaan.
kondisi jalan rusak itu disinyalir terjadi bertahun-tahun, pun mematik keprihatinan semua pihak. Namun harapan warga dan pengguna jalan tersebut kecewa dengan hasil pekerjaan.
Ahmad warga Gunung Sugih Lampung Tengah mengatakan, kabupaten Lampung Tengah bagian dari provinsi Lampung, yang masih butuh uluran tangan Pemprov Lampung.
“Jalan utama di Tanjung Jaya tanggung jawab gubernur (jalan provinsi). Kita minta untuk diperbaiki,” kata Ahmad di desa Tanjung Jaya, kecamatan Bangun Rejo, kabupaten Lampung Tengah, belum lama ini.
Sementara Gubernur Lampung Terpilih Arinal Djunaidi, saat di kecamatan Bangun Rejo Lampung Tengah belum lama ini melewati jalur Wates, kecamatan Bekri, ia mengaku prihatin dan berjanjilah jalan Pemprov Lampung yang kurang diperhatikan akan menjadi skala prioritas programnya kelak.
“Saya janji segera diperbaiki jika terpilih jadi gubernur. Saya janji tidak ada jalan rusak yang baru diperbaiki 3 bulan sudah rusak. Jalan menuju Bangun Rejo skala perioritas, rakyat akan kita prioritaskan,” kata Arinal.
Baru Diperbaiki Sudah Rusak
Jalan Wates – Bangun Rejo, Lampung Tengah baru selesai diperbaiki akhir 2018 lalu. Namun jalan sepanjang 22.212 kilometer itu diduga asal jadi.
PT Istaka – Lesindo perusahaan yang memperbaiki jalan sepanjang 22.212 km dengan dana cukup besar mencapai Rp110 miliar. Hasil pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI).
Tim pengawalan, Pengamanan Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) Kejati Lampung tengah memplototi proyek jalan Wates – Bangun Rejo, Lampung Tengah.
Kasipenkum Kejati Lampung, Agus Ari Wibowo mengaku sudah menyampaikan ke TP4D untuk menindaklanjuti persoalan ini.
“Pekerjaan jalan sudah selesai Desember 2018. Tetapi saat ini sudah mengalami kerusakan. Ini akan ditindaklanjuti tim TP4D Kejati Lampung,” kata dia seperti dilansir Rilis.id.
Inspektur Lampung, Syaiful Darmawan mengaku pihaknya siap turun tangan ihwal dugaan pekerjaan jalan asal jadi tersebut.
“Kalau sudah ada laporan secara otentik maka akan kita tindaklanjuti,” ucapnya.
Menurutnya, tugas inspektorat jelas berdasarkan laporan. Jika ada pekerjaan yang tidak beres, inspektorat berhak meminta kontraktor untuk memperbaiki.
“Sebab inspektorat adalah badan pengawas internal pemerintah kota/kabupaten yang berfungsi untuk mengawasi kinerja pemerintah,” kata dia.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lampung, M Zaini mengklaim pekerjaan jalan itu sudah baik.
“Dikerjakan dengan flexible pavement (hotmix) dan rigid beton serta telah dilakukan pelebaran dari 4,5 meter menjadi 6 meter sehingga kapasitas jalan ruas tersebut meningkat,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, pembangunan jalan itu telah sesuai spesifikasi teknis atau aturan serta diawasi aktif oleh konsultan supervisi maupun PUPR.
“Serta telah dilakukan uji laboratorium secara berkala dalam pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan,” imbuhnya.
Anggota DPRD Lampung, Watoni Noerdin
meminta kontraktor yang menggarap perbaikan jalan itu segera memperbaikinya.
meminta kontraktor yang menggarap perbaikan jalan itu segera memperbaikinya.
“Kalau seperti ini kualitas jalan yang dikerjakan dengan dana Rp 110 miliar dari PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) terlihat sangat buruk,” ucapnya.
Tambahan lebar jalan 1,5 meter dari 4,5 meter menjadi 6 meter tidak dicor dengan baik, dan tanpa besi penyangga.