Bandar Lampung – Di penghujung masa jabatan Gubernur Lampung Arinal Djunaedi dan Wagub Chusnunia Chalim mereka menganggarkan dana
Pembangunan Lampung Sport Center (LSC) di Kawasan Kota Baru, Lampung Selatan dengan angka fantastis.
Namun pembangunan LSC dengan Rp 4,7 triliun dalam waktu lima tahun diprediksi akan mangkrak.
Potensi mangkraknya pembangunan tersebut bukan tanpa alasan, karena beberapa kasus telah terjadi peristiwa serupa yakni pembangunan Kota baru di zaman Gubernur Sjachroedin ZP, Pembangunan Perpustakaan Modern dan Teropong Bintang atau Observatorium zaman Gubernur, M. Ridho Ficardo .
Terakhir pembangunan Lampung Sport Center zaman Gubernur Arinal Djunaidi yang belum tentu akan dilanjutkan oleh Gubernur setelahnya mengingat pembangunan tersebut di tahun terakhir Arinal menjabat Gubernur sedangkan pengerjaan LSC direncanakan dalam waktu lima tahun.
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Lampung (Unila) Dedy Hermawan berpendapat, potensi mangkraknya pembangunan tersebut sangat besar mengingat secara historis pernah terjadi.
“Potensi mangkrak sangat besar, karena ada sejarahnya pembangunan di Provinsi Lampung yang mangkrak, seperti kota baru, perpustakaan, dan lainya,” kata Dedy, Selasa (28/2).
Peluang mangkrak tersebut menurut Dedy, berkaitan dengan pergantian kepemimpinan, alhasil hal itu menjadi potret buruk pembangunan di bumi Rua Jurai.
“Apalagi ganti kepemimpinan sangat mungkin ditunda. Ini potret buruk pembangunan di Lampung, lemah secara keberlanjutan, khususnya proyek besar infrastruktur,” tegas dia.
Disinggung mengani anggaran yang fantastis, Dedy sepakat jika hal itu merupakan pemborosan anggaran dan otomatis membebani keuangan daerah jika tidak dilakukan dengan perencaanaan yang matang.
“Ini berpotensi menghamburkan uang apabila tidak didasarkan perencanaan yang matang,” ucapnya.
Dedy menduga proyek mercusuar itu cenderung sebagai alat untuk membangun citra mengingat Pilkada sudah di depan mata.
“Umumnya proyek mercusuar di bidang infrastruktur yang dibangun jelang pilkada biasanya memang untuk pencitraan politik,” tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Lampung, Chusnunia Chalim saat meninjau lokasi pembangunan LSC kepada media menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk membangun LSC direncakan selama lima tahun dan menelan anggaran sebesar Rp 4,7 triliun.
“Pembangunan Lampung Sport Center, diperkirakan membutuhkan waktu selama 5 tahun kedepan atau periode 2023-2028,” kata Nunik sapaan akrabnya saat meninjau lokasi, Senin (20/2/2023).
Mega proyek Lampung Sport Center, dibangun di kawasan Kota Baru dekat Exit Toll ITERA, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel).
“Besarannya Rp4,7 triliun, dana kolaborasi APBN dan APBD,” lanjut Nunik begitu sapaan akrabnya.
Nunik menambahkan, pembangunan Lampung Sport Center akan dimulai tahun 2023 ini. Dimana, gelanggang olahraga akan menjadi bangunan yang pertama dikerjakan.
Untuk pembangunan stadion sendiri, Pemerintah Provinsi Lampung akan menggunakan standar internasional yakni standar FIFA.
Pemerintah Provinsi Lampung akan membangun gedung sport center senilai Rp4,7 triliun dan diperkirakan selesai 5 tahun kedepan.
Wakil Gubernur Lampung, Chusnunia Chalim mengatakan, pembangunan itu sesuai Keputusan Gubernur Lampung Nomor: G/730/B.06/HK/22 tentang penetapan lokasi pembangunan pusat kegiatan olahraga beserta fasilitasnya, tertanggal 30 November 2022.
Terdapat 14 fasilitas olahraga yang akan dibangun nantinya, diantaranya lapangan sepak bola, stadion akuatik dengan 10 lintasan diperuntukkan bagi atlet renang.
Lalu, gelanggang olahraga (GOR) berkapasitas 10 ribu orang, lapangan baseball, lapangan panahan serta lapangan golf.
“Wisma atlet, mix used building, masjid, menara, convention center kapasitas 15 ribu orang dan exhibition hall,” tandas Nunik.(ndi)