Ini Pengakuan Suami Delvasari, Ibu yang Membawa Jasad Bayi Menaiki Angkot

Ny. Delvasari saat menggendong jasad bayinya yang meninggal menaiki angkot. foto ist
Lampung
Utara- Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) menyatakan
menyediakan satu unit ambulans untuk mengantar bayi Ny. Delvasari ke kampung
asal Gedung Nyapah, Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara, Rabu (20/9/2017).
Karena masalah administrasi yang belum selesai, pihak keluarga tidak sabar,
lalu meninggalkan ambulans dan memilih naik angkutan umum.
Namun hal
itu berbanding terbalik dengan penuturan Ardiansyah ayah bayi yang meninggal
dunia. Dengan digendong ibunya, dirinya terpaksa memilih naik angkot jurusan
Tanjungkarang – Rajabasa, sebelum mendapatkan layanan ambulans gratis dari
Pemkot Bandar Lampung.
Ardiansyah
menuturkan kisah pilu itu bermula saat dirinya mengurus administrasi kepulangan
jenazah anaknya dengan petugas.
Saat sedang
mengurus administrasi, namun petugas mengatakan adanya perbedaan nama yang
tercantum, antara kartu BPJS dengan nama yang tertera di bagian formulir
pendaftaran dan harus diurus ulang dan memakan waktu yang lama.
“Alasannya
perbedaan nama antara nama yang tertera di pendaftaran by Delpasari, dengan
kartu BPJS tertera Berlin Istana,” ujarnya ditemui di rumah duka, Rabu
(20/9/2017) malam.
Namun, saat
sedang bernegoisasi dengan petugas, di sela-sela itu ada oknum sopir ambulan
meminta sejumlah uang dengan nominal Rp 2 juta. Alasannya agar urusannya dapat
diperpendek. Jika tidak memakai uang maka urusannya akan memakan waktu lama.
Karena
kondisi panik dan tidak mempunyai uang sebesar yang diminta oknum sopir
tersebut. Akhirnya Ardiansyah beserta istri dan jasad anaknya, pergi
meninggalkan ambulans dan memutuskan mencari angkot.
“Isteri saya
yang gendong Berlin naik angkot,” ucapnya.
Hal senada
juga dikatakan ibu jasad bayi, Delva. Saat itu, dirinya dan anaknya yang masih
dalam gendongannya sudah berada di dalam ambulans milik RSUAM. Karena tidak
memiliki uang sejumlah Rp 2 juta yang diminta petugas tersebut. Lantas suaminya
memintanya turun dari ambulans.
Di saat  sedang panik, sedih dan perasaan yang campur
aduk, lantaran melihat anaknya meninggal dunia. Dirinya dan suaminya
mendapatkan angkot dan bersedia di tumpanginya.
Beruntung
di dalam angkot ada seorang wanita yang baik hati memberitahu bahwa ada layanan
ambulan gratis milik Pemkot Bandar Lampung dan sopir angkot langsung menelpon
nomor layanan ambulans tersebut.
Berkat
bantuan seorang wanita dan sopir angkot. Akhirnya Ardiansyah beserta istri dan
jasad bayinya itu diantar langsung ke rumah duka tanpa dipungut biaya
sepeserpun.
“Waktu itu
saya sempat menunggu setengah jam menunggu ambulans datang di Bundaran
Rajabasa,” kata Delva.
Delva
menceritakan, bahwa anaknya yang baru lahir pada 17 Agustus 2017 lalu, di RSU
Ryacudu Kotabumi diketahui terdapat benjolan di kepalanya. Karena tidak
sanggup, akhirnya sang anak dirujuk ke RSU Abdoel Moeloek di Bandar Lampung.
Berlin,
sudah dua kali konsultasi ke dokter di RSUAM. Pertama pada Jumat tanggal 25
Agustus, kedua kalinya pada Senin 18 September. Keberangkatannya kedua kalinya,
menggunakan kereta api dan angkot. Saat turun naik angkot itulah, bayinya.

INILAMPUNG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *