Kampus Megah Bak Istana, Tapi UIN Lampung tak Mampu Beli Proyektor?

Andi Surya. foto ist
Bandarlampung-
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung
berinisiatif melakukan iuran untuk membeli LCD proyektor guna mendukung
perkuliahan.
Mereka
melakukan iuran sebesar secara variatif berkisar Rp 100-170 ribu per mahasiswa
untuk dapat membeli satu unit LCD proyektor.
Mahasiswa
menyebut, metode pembelajaran sudah mengharuskan menggunakan proyektor namun
fasilitas kampus tidak mendukung, dikarenakan, hampir semua mata kuliah
menggunakan proyektor, namun tidak semua dosen mempunyai proyektor.
Pihak
jurusan atau fakultas memiliki proyektor namun jumlahnya terbatas.
DPD RI mengapresiasi
wacana mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
(UIN) Raden Intan Lampung yang berinisiatif iuran untuk membeli LCD proyektor
guna menunjang sarana pendidikan.
“Itu
bagus sekali, artinya mereka (mahasiswa) peduli,” kata Anggota DPD RI asal
Lampung Andi Surya, Selasa (26/09/2017).
Ketua
Yayasan UMITRA Lampung ini berujar, barangkali perubahan Institut Agama Islam
Negeri (AIN) menjadi UIN belum sepenuhnya, artinya saat ini UIN belum ada dana
untuk membeli sarana penunjang pendidikan.
“Perubahan
UIN tentu harus dibarengi dengan perubahan prasaranya juga,” ucapnya.
Mantan
Anggota DPRD Lampung ini menuturkan, perubahan IAIN menjadi UIN hanya bentuk
nyata dari institusi, belum tentu berubah sarana dan prasaranya.
“Begitu
juga sebaliknya,” imbuhnya.
Senator asal
Lampung ini menambahkan, ada baiknya perubahan institusi diikuti dengan
perubahan sarana prasaranya, maka kata dia, akan berjalan baik.
“Jadi
biasa aja jika perubahan institusi tanpa dibarengi perubahan sarana prasarana,
sejauh proses belajarnya baik,” ujarnya.
Kata Andi,
ada 2 hal yang berbeda antara perubahan institusi dan perubahan sarana
prasarana secara parsial (berhubungan secara keseluruhan) harus disandingkan,
“Sebaiknya
perubahan UIN diikuti ke arah pendidikan UIN yang positif,” tambahnya.
Menurutnya,
soal keterbatasan LCD proyektor, UIN Raden Intan Lampung adalah universitas
negeri artinya punya negara, uang negara kata dia, terkadang ada terkadang
tidak, dimungkinkan saat ini UIN Raden Intan Lampung belum memiliki dana untuk
membeli sarana prasarana seperti proyektor.

“Tinggal
pimpinan UIN mengajukan ke lembaga terkait untuk mempertahankan dan
memperjuangkan sarana prasarana penunjang pendidikan di UIN,” ujarnya.
(KR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *