Kritik Zainudin Hasan Pada Ketum PBNU Dinilai Sumbang

Een Riansah. foto. Facebook.com
KALIANDA – Front
Muda Nahdliyin geram atas pernyataan Bupati Lamsel H. Zainudin Hasan dalam
sambutannya saat melepas Pawai Ta’aruf pada peringatan Hari Santri Nusantara
ke-III yang isinya mengkritik Ketua PBNU Prof. Dr. KH. Said
Aqil Siradj, di Lapangan Cipta Karya Kalianda, Minggu (22/10).
Dalam
sambutan itu Zainudin mengatakan pernyataan yang diungkapkan Said Aqil Sirad di
media sosial youtube tentang muslim berjenggot itu bodoh harus diluruskan.
Sebab, dia beranggapan boleh jadi apa yang disampaikan ketua NU tersebut sama
halnya menghina warga NU bahkan pendiri NU yang berjenggot.
“NU Lamsel
harus berani mendobrak hal ini. Karena, Ketua NU di pusat KH. Said Aqil Siradj
ini sudah menjelek-jelekkan pendiri NU sendiri. Kenapa NU Lamsel diam saja
sementara pendiri NU dicaci maki tiap hari. Bisa dilihat di medsos atau youtube
yang sampai sekarang belum bisa di hapus. Kata beliau, makin panjang jenggot
saudara makin bodoh makin lemot karena otaknya tertarik,” kata Zainudin.
Adik Ketua
MPR ini mengatakan, meskipun bukan sebagai pengurus NU dirinya marah atas
pernyataan Ketua PBNU yang beredar di media sosial tersebut. Dia meminta
pengurus NU Lamsel dapat mengambil sikap atas pernyataan tersebut.
“Mestinya, Pak
Ismail (Ketua Robitoh Ma’had Islamiyah NU Lamsel) juga marah, berangkat ke
Jakarta. Kalau nggak ada bus saya yang siapkan. Ganti saja itu Said Aqil Siradj
yang suka ngaco,” imbuhnya.
Koordinator
Front Muda Nahdliyin Een Riansah mengatakan, pernyataan tersebut sangat melukai
perasaan semua warga Nahdliyin se-Provinsi Lampung terutama Santri. Hari Santri
Nasional kata dia, adalah sebuah penghargaan negara atas dedikasi santri yang
telah ikut serta dalam memperjuangkan dan mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
“Sungguh
tidak layak dan sangat memalukan seorang bupati yang merupakan bagian dari pemerintahan
menyampaikan pidatonya dangan konten penghinaan dan cenderung provokatif,
terlebih yang dihina adalah Ketua PBNU K.H Prof.Dr. Said Aqil Siradj. Ini
menjadi bukti bahwa seorang pemimpin telah gagal dalam memimpin Kabupaten
Lampung Selatan, karena ketidakmampuannya dalam mengayomi dan membimbing keberagaman
umat beragama. Ini adalah bentuk pelecehan dan penghinaan terhadap warga  Nahdliyyin secara keseluruhan,” ucapnya,
Senin (23/10/2017).
Untuk itu
Front Muda Nahdliyin menyatakan 3 sikap, yaitu mengutuk keras pernyataan Bupati
Lampung Selatan, kemudian, menuntut Bupati Lampung Selatan untuk meminta maaf,
secara lisan dan tulisan, kepada seluruh warga NU se-Indonesia dalam waktu 1 X
24 jam terhitung dari sekarang dan menghimbau kepada seluruh warga NU Lampung,
untuk segera merapat dan 
melakukan
aksi secara bergelombang di Lampung Selatan sampai dengan Bupati Lampung
Selatan mencabut dan meminta maaf terkait pernyataannya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *