Anak-Anak Karyawan BUMN Deklarasikan FKPPIB

 

BANDARLAMPUNG—Sekumpulan anak-anak karyawan BUMN mendeklarasikan FKPPIB (Forum Komunikasi Putera-Puteri Indonesia Bersatu) di Bandarlampung, Rabu (15/12/21). Forum ini didedikasikan untuk mewadahi aspirasi anak-anak karyawan BUMN Republik Indonesia untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Deklarasi dilakukan secara terbatas tetapi diikuti oleh ratusan peserta secara virtual dari beberapa provinsi. Andi Firmansyah, sang deklarator dalam sambutan singkatnya mengatakan, ia bersama beberapa sesama anak karyawan BUMN merasa terpanggil untuk menyatukan seluruh energi positif dalam menyambut masa depan.

“Harus diakui, selama ini anak-anak karyawan BUMN tidak ada saluran aspirasi dan akses ke tempat orang tua kami berkarya. Kami tidak punya jalur konstruktif untuk bisa bersinergi. Oleh semangat itu, kami ingin membangun relasi ini melalui FKPPIB dengan tagline ‘Bersatu, Bermanfaat’,” kata dia.

Andi mengundang seluruh anak-anak karyawna BUMN maupun yang sudah purnatugas untuk bergabung di organisasi ini. Menurutnya, organisasi ini sudah terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM RI dan siap menjadi katalisator antara generasi penerus BUMN dengan stakeholders.

“Organisasi ini sudah resmi dan diakui pemerintah melalui Kemenkumham. Oleh karena itu, kami mengundang seluruh anak karyawan di 107 BUMN dan anak pensiunan BUMN untuk bergabung di wadah ini,” tambah dia.

Beberapa aspirasi yang menjadi titik berat organisasi, kata Andi, adalah soal kesempatan anak-anak karyawan BUMN untuk mendapatkan pendidikan yang memadai. Menurutnya, masih banyak anak karyawan BUMN, terutama pada golongan rendah, tidak bisa mengakses pendidikan yang sepadan dengan semangatnya. Oleh karena itu, FKPPIB akan menjadi saluran agar anak-anak bisa mendapat subsidi dari BUMN agar dapat mencapai cita-citanya.

Bidang selanjutnya adalah mensinergikan antara kompetensi dan tingkat pendidikan anak-anak karyawan untuk bisa mendapat lapangan kerja di BUMN. Andi mengatakan, saat ini tidak ada mekanisme apapun yang legal bagi karyawan untuk bisa menjadi pewaris pekerjaan orang tuanya.

“Kita harus buka peluang itu, tetapi harus dengan mekanisme yang legal dan terukur sesuai kompetensi dan kapablitasnya,” kata dia.

Tiga bidang lain yang akan menjadi ladang perjuangan FKPPIB adalah soal ekonomi yang mensinergikan program Tanggung Jawab Sosial kepada Lingkungan (TJSL, CSR) BUMN yang bisa diakses oleh anak karyawan secara berkeadilan. Lalu, masalah fasilitasi BUMN kepada anak-anak yang memiliki talenta di bidang seni, budaya, olahraga, dan keagamaan.

“FKPPIB akan menjadi katalisator atau lembaga resmi yang akan mengantarkan anak-anak karyawan BUMN untuk mendapat perhatian. Di lain pihak, organisasi ini juga akan menjadi early warning system bagi setiap BUMN terhadap suatu dinamika korporasi, baik internal maupun eksternal,” tambah dia.

Meski digelar terbatas, deklarasi FKPPIB yang berlangsung di salah satu kafe di Kawasan Pendidikan Bandarlampung tampak semarak. Peserta deklarasi didominasi anak-anak milenial yang sedang kuliah di beberapa perguruan tinggi di Bandarlampung, Pelembang, Bengkulu, Metro, Kotabumi, dan lainnya. Puluhan karangan bunga dari berbagai organisasi dan instansi memenuhi halaman kafe sampai ke jalan protokol.

Pada satu sesi acara, ada dua mahasiswa yang membacakan tata nilai pergerakan organisasi yang mengadobsi dari tagline Kementerian BUMN. Yakni, Akhlak yang diuraikan secara maknawai dalam bahasa Inggris, dan Bahasa Arab.

“Akhlak adalah pedoman kami dalam menggerakkan organisasi. Kami mengedepankan adab dengan tetap menjunjung tinggi ilmu. Semua dinamika organisasi dibangun dengan musyawarah untuk mufakat,” kata Puteri, mahasiswa yang menguraikan tata nilai Akhlak dalam Bahasa Inggris.

Muhammad Abi Berkahnadi, Ketua Satgas Kemahasiswaan Institut Teknologi Sumatera (Itera) yang hadir pada deklarasi itu menyambut baik lahirnya FKPPIB. Ia mengaku menaruh harapan besar agar FKPPIB bisa bersinergi dengan Itera untuk berbagai kegiatan yang membantu anak-anak karyawan BUMN dalam mendapatkan pendidikan yang baik.

“Banyak sekali yang bisa kita kerjasamakan. Kami punya database mahasiswa, ribuan diantaranya anak karyawan BUMN. Nantinya jika mereka bergabung di FKPPIB, kita bisa bisa satu pintu untuk memberikan solusi atas banyak masalah mereka. Misalnya, tempat mereka magang, cari beasiswa, bahkan sampai rekomendasi keahlian untuk mendapatkan pekerjaan di BUMN,” kata dia.

Organisasi ini juga sudah terbentuk pengurus daerah dengan istilah kordinator daerah. Antara lain, Korda Provinsi Sumatera Selatan dan Korda Bengkulu.

Korda Provinsi Sumsel M. Bagus Aliy dalam sambutan singkatnya mengatakan, banyak anak karyawan BUMN, terutama dari kalangan bawah sangat membutuhkan organisasi yang bisa memberi pengayoman. Oleh karena itu, ia optimistis FKPPIB akan segera menyebar di seluruh Provinsi Sumsel.

“Kami anak-anak karyawan golongan rendah sangat butuh organisasi ini. Mudah-mudahan aspirasi kami bisa disuarakan,” kata dia.

Hal senada disampaikan Korda Provinsi Bengkulu, Tugi Winarno. Ia mengatakan, banyak anak-anak karyawan BUMN rendahan yang belum bisa mengakses pendidikan tinggi. Demikian juga dengan peluang untuk mendapatkan dispensasi dari BUMN tempat orang tuanya bekerja untuk kemudian bisa menjadi karyawan di BUMN tersebut.

“Saya akui, untuk bisa menjadi karyawan BUMN harus punya kriteria, kompetensi, dan pendidikan tertentu. Tetapi, menurut saya, harus ada pertimbangan lebih bagi anak karyawan. Seperti karyawan yang bekerja di pabrik, kebun, atau proyek, pasti anak-anaknya sangat tahu pekerjaan orang tuanya. Itu sudah satu poin,” kata dia.

Di akhir acara deklarasi, Andi Firmansyah menjelaskan, dalam waktu dekat FKPPIB akan menggelar apel akbar dan kegiatan sosial. “Kalau sudah aman, kami segera menggelar apel akbar sambil bakti sosial. Kami akan segera audinesi dengan Menteri BUMN,” kata dia. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *