Kader PKK dan KWT Lampung Tengah Dilatih Kelola Limbah

 

Lampung Tengah – Dosen dan Mahasiswa Program Studi Teknik Biosistem, Institut Teknologi Sumatera menggelar pelatihan pengolahan limbah rumah tangga kepada Kader Pemberdaya dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Kelompok Wanita Tani (KWT).

Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu (22/05) bertempat di Balai Desa Kampung Bumi Mas, Kecamatan Seputih Agung, Kabupaten Lampung Tengah.

Acara dibuka oleh Ketua Tim Penggerak PKK, Ibu Siti Asiyah dan Dosen Teknik Biosistem, David Marpaung. Selain itu juga didukung oleh Civitas Akademika a.n Melbi Mahardika, Okta Amelia, Arif Dwi Santoso, Syifaunnisa Masda dan Winda Lumbangaol. Seluruh kegiatan dilaksanakan dengan menaati Protokol Kesehatan untuk mencegah penyebaran virus COVID-19.

Pemateri sekaligus ketua kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM), Dwi Cahyani, mengatakan bahwa Kampung Bumi Mas dengan total 1597 Kepala Keluarga, berpotensi menghasilkan 1.2 ton sampah organik setiap hari.

Menurut para peserta yang ditanyai oleh pemateri, sampah organik yang terdiri dari sampah sayuran dan buah di Kampung Bumi Mas biasanya hanya dibuang di pekarangan rumah dan dibiarkan kering lalu kemudian dibakar.

“Kebiasaan membakar sisa sampah tentu saja tidak baik, lingkungan sekitar menjadi bau dan kumuh karena keberadaan dan pembakaran sampah,” ujar Dwi seperti dilansir saibumi.com, Senin (24/05/2021).

Selain itu, proses degradasi sampah yang ditumpuk melalui reaksi anaerobik mampu menghasilkan gas-gas rumah kaca yang dapat meningkatkan potensi pemanasan global.

“Hal ini perlu diatasi mengingat limbah organik bisa ditingkatkan nilai gunanya,” ujarnya.

Demonstrasi pengolahan limbah organik rumah tangga dilakukan menggunakan Alat Dekomposer limbah skala rumah tangga yang dirancang oleh Dosen Program Studi Teknik Biosistem, Institut Teknologi Sumatera.

“Alat Komposter dibuat menggunakan bahan yang cukup sederhana dan mudah dirakit oleh para ibu-ibu PKK dan Wanita Tani. Ember, saringan dan cairan starter mikroba adalah tiga bahan utama yang dibutuhkan untuk membuat Alat Komposter sederhana ini,” terang Dwi.

Satu paket Teknologi Tepat Guna, Alat Komposter, juga diberikan kepada para peserta agar dapat langsung mempraktikkan kegiatan pengolahan limbah rumah tangga masing-masing di rumah.

Pupuk Organik akan didapatkan setelah bahan organik yang telah dicampurkan dengan starter didiamkan selama 2 minggu. Pupuk yang dihasilkan terbagi menjadi dua yakni Pupuk Organik Padat dan Pupuk Organik Cair. Keduanya dapat diaplikasikan pada tanaman hias maupun tanaman budidaya di pekarangan rumah untuk menyuburkan tanah. Khusus untuk Pupuk Organik Cair, dapat kembali digunakan sebagai starter mikroba pada Alat Komposter.

Pada materi kedua, peserta juga diberikan pemahaman cara pengolahan limbah organik rumah tangga menjadi Bio-MOL (Mikroorganisme Biologis Lokal) oleh Budi Priyonggo, dan Zunanik Mufidah. Bio-MOL dapat dibuat menggantikan Starter Mikroba yang dijual. Selain itu Bio-Mol yang dihasilkan juga dapat membantu menghilangkan bau di toilet dengan cara pemakaian yang telah diajarkan oleh para pemateri.

Kader PKK dan KWT berharap kegiatan yang baik ini dapat berkelanjutan dan berkesinambungan. Bagai gayung bersambut, para dosen dan mahasiswa juga siap sedia untuk membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat di Kampung Bumi Mas, Lampung Tengah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *