Survei SMRC Dibiayai Demokrat Lampung, Akademisi: Wajar Hasilnya Demikian

Direktur Program SMRC Sirojudin Abas. foto ist

Bandarlampung-
Akademisi dari Universitas Lampung (Unila) Yusdianto menilai rilis hasil survei
Saiful Mujani Research Consultant (SMRC) untuk pilgub Lampung 2018 kurang
kredibel.
Alasannya
karena lembaga survei tersebut ‘titipan’ salah satu partai pengusung salah satu
Cagub Lampung.
“SMRC
emang salah satu konsultan partai sejak tahun 2009. Jadi wajar jika hasilnya
demikian,” kata Yusdianto, Senin (26/03/2018).
Dosen hukum
Unila ini menjabarkan, 
Ihwal
pendanaan survei baik oleh partai maupun paslon kadang selalu ada interest
terhadap hasil riset lembaga survei tersebut.
“Hari
ini kebanyakan lembaga survei terjebak dalam pendanaan. Akhirnya kredibiltas
dan kapasitas hasil yang dikehendaki oleh publik jauh dari ekspektasi yang
diharapkan,” tegasnya.
Lantas
berpengaruhkah hasil riset lembaga survei terbut?.
“Semua
hasil dari lembaga survei sebenarnya tidak mempengaruhi pemilih. Yang
mempengaruhi itu gagasan kampanye calon, team pendukung dan lainnya,”
bebernya.
Yusdianto
memaparkan, lembaga survei hanya menyampaikan atas apa yang telah dilakukan
dengan model dan metode yang ditentukan.
“Tentu
itu ada interest dengan faktor pendanaan,” imbuhnya.
Ia meyakini,
jika lembaga survei yang netral, maka tingkat kepercayaan publik tinggi, namun
jika sebaliknya.
“Jika
lembaga survei itu kredibel, maka masyarakat akan cenderung percaya, itupun
tidak mempengaruhi pilihan. Karena kadang trend hasil ituada yang turun ada
yang naik,” ungkapnya.
Diketahui,
Direktur Program SMRC Sirojudin Abas pada Minggu (25/03) malam di
Bandarlampung, menyebut, hasil survei SMRC merupakan kerjasama dengan DPD
Demokrat Provinsi Lampung.
“Ya
kalau yang biayainkan memang ada. Gimana kalau survei tidak ada yang biayain.
Kita dari 2014 memang Demokrat yang biayain,” ucap pria berkacamata
tersebut.
Ia berujar,
tingkat elektabilitas Pasangan M Ridho Ficardo (Ketua DPD Demokrat Lampung) –
Bachtiar Basri masih berada di urutan pertama.
Pesaing
terdekatnya, adalah Herman – Sutono. Sementara yang lainnya masih tertinggal
jauh,” terang Sirojudin.
Dia
menerangkan, Ridho – Bachtiar mendapatkan elektabilitas tertinggi karena
memiliki popularitas yang cukup tinggi.
Untuk Ridho
memiliki popularitas 96 persen, Mustafa 73 persen, Herman 67 persen dan Arinal
63 persen.
“Inilah
alasan Ridho lebih dikenal dibanding calon lainnya, hampir 100 persen. Tapi Ridho,
masih harus bekerja keras, karena tingkat elektabilitasnya masih di bawah 50
persen,” paparnya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *