Nunik. Foto ist |
Lampung Timur- Dalam rangka pengentasan pengangguran di Bumei Tuwah Bepadan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Timur berupaya melakukan pembenahan dan menciptakan inovasi di segala bidang baik infrastruktur maupun pemberdayaan masyarakat agar sejajar dengan daerah lainnya.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi stigma Lampung Timur yang selama ini kurang baik dan dekat dengan praktek-praktek kekerasan.
Salah satu program untuk mengurangi permasalahan tersebut pada tahun 2016 Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim (Nunik) mencetus gerakan yang unik untuk mendorong kemandirian dan produktivitas warganya yang diberi nama “Gerakan Malu Menganggur”.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Tenaga Kerja Kabupaten Lampung Timur Budiyull Hartono mengatakan tujuan Gerakan Malu Menganggur yaitu mengajak warga untuk terus kreatif mencari terobosan dan inovasi agar mampu menciptakan kerja sendiri dan mandiri serta mendorong kemandirian dan meningkatkan produktifitas angkatan kerja di daerah itu.
“Program ini dilakukan secara bertahap di tingkat desa, program ini dijalankan secara formal dan banyak melibatkan berbagai instansi, sehingga potensi yang belum tergarap akan diperluas untuk menjadi solusi terbaik,” katanya, Minggu 15 April.
Karena program ini kebijakannya berbasis kawasan, sehingga lintas sektoral yang sifatnya juga mengedepankan konsep gotong royong antara Pemkab dan warga Lampung Timur.
Budiyull Hartono menambahkan sebagai salah satu satker yang terlibat, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Tenaga Kerja telah melaksanakan program dan kegiatan dengan memberikan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja berbasis kebutuhan industri yang ada.
Ia juga menambahkan, pelatihan keterampilan itu dalam rangka menciptakan wirausaha yang berbasis sumberdaya lokal, memberikan kegiatan pemagangan baik dalam dan luar negeri serta mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah sehingga mampu menyerap tenaga kerja di lingkungan sekitarnya.
“Dalam rangka penciptaan wirausaha baru kami telah melakukan berbagai pembekalan keterampilan berbasis potensi Iokal bagi masyarakat pencari kerja. Sektor-sektor yang dikembangkan berupa jasa, antara lain pelatihan tata rias. Menjahit, service elektronik, perbengkelan sepeda motor, penukangan kayu dan pangkas rambut,” paparnya.
Selain itu, sektor home industri berupa anyaman/ukiran souvenir, pengolahan makanan, batako/paving block, membatik dan tapis.
“Dengan pembekalan ini diharapkan usaha industri rumahan dapat berkembang sehingga dapat menyumbang menggeliatnya ekonomi daerah,” ucapnya.
Budiyull Hartono menambahkan Pelatihan yang dilakukan tidak hanya berhenti sampai disitu saja. akan tetapi setelahnya dilakukan pendampingan terhadap peserta pelatihan sampai usaha yang dilatihkan dapat direalisasikan. Pasca pelatihan, kelompok peserta yang dilatih dibuatkan komunitas berupa Kelompok Usaha Bersama (Kube).
“Kube ini diharapkan dapat menjadi wadah para peserta pelatihan mencoba melakukan usaha secara bersama dengan pendampingan dari pemerintah. Kube ini akan diberikan fasilitas sarana prasarana yang diperlukan untuk menunjang usaha yang dilakukan oleh warga,” tutupnya.(red)