Nunik bersama petani. Foto ist |
BANGHARI – Calon Wakil Gubernur Lampung nomor urut tiga Chusnunia mengunjungi petani bawang merah di Banjarrejo, Batanghari, Lampung Timur, Kamis, 19 April 2018.
Kunjungan Nunik –sapaan akrab Chusnunia– untuk mengetahui kondisi pertanian dengan turun ke lokasi. Bupati Lampung Timur yang sedang cuti ini pun menyempatkan berdialog mengenai persoalan yang dihadapi petani.
Salah satu petani Triyanto, 30 tahun, mengaku kesulitan mengalirkan air ke lahan tanaman bawang. “Kami ini hasil tanaman bawang ke depan lebih baik. Tanaman ini daunnya menguning karena kekurangan air. Selama ini kami kesulitan mengalirkan air ke lahan tanaman bawang,” ucap dia kepada Nunik di lokasi.
Selain itu, dia pun berharap dapat dikirimkan ke Brebes untuk belajar membudidayakan bawang. “Mudah-mudahan petani di sini bisa menghasilkan bibit bawang sendiri. Ibu bisa mengirim petani ke Brebes untuk belajar pembibitan,” tuturnya.
Cawagub nomor tiga ini mengatakan pemerintah harus hadir mengarahkan petani melakukan usaha tani dengan baik. “Luar biasa bedanya mencolok sekali (kualitas). Saya hanya mau bilang bahwa Lampung subur. Pemerintah harus hadir mengarahkan petani agar usaha taninya menghasilkan komoditas berkualitas baik,” ungkapnya
Menurut Nunik, melihat hasil panen petani bawang di Lampung Timur, kualitasnya bagus dengan berat rata-rata kandungan air sekitar 25 persen. “Ini berpotensi baik untuk menambah penghasilan para petani, karena harga bawang saat ini cukup tinggi, Rp30 ribu per kilogram,” ujarnya.
Calon wakil gubernur Provinsi Lampung yang berpasangan dengan Arinal Djunaidi calon gubernur Provinsi Lampung ini berkomitmen membantu pengembangan komoditi bawang salah satunya dengan memberikan pupuk berkualitas baik.
Melalui program Kartu Tani Berjaya para petani, tentu termasuk petani bawang, akan mendapatkan jaminan pasokan pupuk dan penambahan modal. Sehingga produktivitasnya tinggi dan kualitasnya bagus.
Melihat hasil panen petani bawang di Lampung Timur, Nunik menilai, Lampung ke depan berpotensi menjadi lumbung komoditas bawang.
“Kita harus dorong petani mengembangkan bawang karena terbukti hasil panennya berkualitas bagus,” katanya.
Karena itu, jika diperlukan ahli pertanian bawang, pemerintah akan mendatangkan ahlinya agar para petani di Lampung bisa belajar langsung dan tidak perlu ke Kota Brebes.
Pertanian bawang memang erat hubungannya dengan air, sumur bor pun akan dibuatkan lebih dekat agar petani bisa lebih mudah melakukan aktivitas pertaniannya.
Ketua Kelompok Tani Maju I Parwoto mengakui bobot bawang merah yang ditanam oleh petani di Banjarrejo lebih tinggi. “Bobot lebih tinggi dan kualitas bagus,” ungkapnya.(rls).