Bandar Lampung – Di tengah-tengah merebaknya Pandemi Covid-19 yang melanda kurang lebih 200 negara di dunia saat ini.
Salah satunya Indonesia yang menjadi dampak penyebaran virus Corona dan menyebabkan kondisi ekonomi pun ikut bergejolak dan tidak stabil sehingga menyebabkan maraknya tindakan kriminal.
Koordinator Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI) wilayah III Mauldan Agusta Rifanda menyoroti pendistribusian bantuan pemerintah Kota Bandar Lampung yang dinilai kurang efektif sehingga masih saja ada yang kelaparan dan melakukan tindakan kriminal untuk menutupi kebutuhan hidupnya.
Hal tersebut diungkapkan Mauldan dalam pesan tertulisnya yang diterima oleh redaksi media ini, Senin (04/05/2019).
menurutnya, bantuan dari pemerintah maupun relawan dalam bentuk sembako terus berjalan, akan tetapi masih saja ada yang kelaparan sehingga melakukan tindakan kriminal.
“Berarti dapat disimpulkan bentuk bantuan yang diberikan pemerintah khususnya kota Bandar Lampung, masih kurang dalam segi jumlah untuk warganya atau langkah memberikan bantuan nya tidak tepat,” ujarnya.
Koordinator ISMEI Wilayah III, lanjutnya, memberikan rekomendasi bahwa pemerintah sebaiknya membangun dapur umum disetiap kelurahan, jumlah dapur umum tergantung luas wilayah dari setiap kelurahan. Dapur umum itulah yang nantinya akan memasak makanan sehat & bergizi untuk dibagikan kepada masyarakat serta sebagai pusat bagi relawan yang ingin menyalurkan bantuan dalam bentuk sembako kepada warga masyarakat,
Apalagi Kota Bandar Lampung masuk sebagai zona merah penyebaran covid 19, jelas itu menambah kepanikan warga, warga akan membatasi dirinya untuk ber aktivitas sementara kondisi ekonomi sangat sulit saat ini banyak warga yang kehilangan pekerjaan nya, akibatnya ketakutan sekaligus kelaparan akan dirasakan oleh masyarakat.
di sini lah peran pemerintah kota bandar lampung harus hadir, bukan sekedar memberikan bantuan dalam bentuk beras tapi mengolahnya menjadi makanan yang bergizi cukup untuk masyarakat nya, hal itu bisa dilakukan dengan membangun dapur umum di setiap kelurahan. Bagi yang berpuasa dibagikan pada saat sahur dan berbuka, bagi umat non muslim yang tidak berpuasa diberikan minimal 2 kali dalam sehari.
Kalau begini, masyarakat tidak perlu ada ketakutan ganda, ketakutan virus Corona dan kelaparan, karena ketakutan kelaparan diselesaikan oleh pemerintah dalam bentuk penyediaan makanan bergizi cukup, sehingga masyarakat kota bandar Lampung dapat diam dirumah dengan tenang.
“Yang mengurus dapur umum adalah pemda, warga, relawan, TNI dan Polri, yang bahu membahu untuk membuat menu masakan sehat & bergizi dengan bekerjasama dengan dinas kesehatan dan pangan, sehingga yang dikonsumsi warga bukan hanya mie instan dan beras dari pemerintah saja.
Mauldan saapaan akrabnya, menilai, kurang efektif serta akan tidak sehat juga jika masyarakat di himbau berdiam diri dirumah saja yang tidak tahu sampai kapan hanya makan nasi, telur atau mungkin hanya mie instan. Kebutuhan gizi masyarakat disaat seperti ini tetap harus terpenuhi, agar tidak timbul masalah baru ditengah wabah covid ini seperti masalah gizi buruk.
“Pemerintah harus hadir menghimpun semua elemen, untuk menyajikan masakan sehat & bergizi bagi warganya sehingga bantuan terpusat, dan rakyat tidak kelaparan,” pungkas mantan Gubernur BEM FEB Unila itu. (**)