BANDAR LAMPUNG — Presiden Joko Widodo atau Jokowi memutuskan melarang warga untuk mudik sejak Jumat, 24 April 2020.
Namun masih banyak masyarakat yang mudik. Bahkan sejak mulai diberlakukannya larangan mudik tersebut hingga hari ketiga, Minggu, 26 April 2020, tercatat 618 penudik dari Pulau Jawa masuk ke Lampung.
Hal itu diungkapkan Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Lampung, Reihana, saat memberikan informasi, Senin (27/4/2020).
“Kami mendapatkan informasi data notifikasi tersebut dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan,” kata Reihana, melalui video yang dikirim ke WhatsApp Group (WAG) resmi info Covid-19 Provinsi Lampung. Senin (27/04/2020) malam.
“Harus kita ketahui, tidak semua pemudik masuk katagori orang dalam pemantauan atau ODP,” tambah wanita berhijab yang juga kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung itu.
Dijelaskannya, menurut buku panduan Covid-19, definisi ODP adalah orang yang melakukan perjalanan dari daerah terjangkit dan menimbulkan gejala seperti Covid-19 yaitu, demam, batuk, filek sesak nafas dan sakit tenggorokan.
Diungkapkan Reihana, Dinas Kesehatan juga memiliki data notifikasi dari pihak Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung dan Bandara Raden Inten II, Branti, Lampung Selatan.
Sumber didapat dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Panjang, Lampung.
Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung sedang menunggu 54 tes swab yang ada di Palembang, Sumatera Selatan dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbankes) Jakarta.
“Kami juga telah mendata jama’ah tabligh akbar yang dari Gowa, Sulawesi Selatan,” terang Reihana
Jama’ah klaster Gowa itu, lanjut dia, tersebar di beberapa kabupaten dan kota di Provinsi Lampung, yakni Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung Barat, Lampung Utara, Way Kanan dan Kota Bandar Lampung.
Saat ini, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung sudah melakukan tracing kepada jama’ah klaster Gowa tersebut, dengan melakukan rapid test dan hasilnya negatif.
“Jika ada yang positif, kita lanjutkan pemeriksaan swab dengan PCR. Setelah di-swab ada yang mendapatkan hasil positif, akan diisolasi seperti penanganan Covid-19,” jelas Reihana.
