Founder Klasikal, Chepri bersama kader. Foto ist |
Bandarlampung- Senin 14 Mei kembali terjadi ledakan di Mapolresta Surabaya setelah kemarin terjadi di 3 gereja.
Terduga peledakan ini dilakukan oleh pasangan suami istri dengan mengendarai sepeda motor. Peristiwa ini cukup mengejutkan masyarakat, khususnya warga Surabaya. Hingga saat ini belum diketahui jaringan teroris mana yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Baca: Klasika Lampung Buka Kelas Pondok Angkatan ke-3
Selain menimbulkan korban jiwa kejadian ini pun meninggalkan rasa takut sekaligus trauma pada masyarakat.
Hal ini jelas tindakan yang sangat tidak manusiawi.
“Tidak ada satupun agama yang mengajarkan umatnya untuk melakukan teror dan kekerasan,” ungkap Founder Kelompok Studi Kader (KLASIKA), Chepry Chaeruman Hutabarat, di Bandarlampung, Senin, 14 Mei 2018 melalui pesan tertulis.
Untuk itu lamjut dia, Keluarga besar KLASIKA mengucapkan berduka yang sedalamnya atas peristiwa teror yang terjadi tersebut, serta menegaskan.
1. Mengecam keras segala bentuk tindak teror yang dilakukan kelompok tak bertanggungjawab dengan motif dan latar belakang apapun apalagi mengatasnamakan agama.
2. Menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat waspada dan melawan segala tindakan terorisme.
3. Meminta kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak takut dan tetap tenang atas peristiwa teror yang terjadi belakangan.
4. Meminta kepada instansi negara TNI, Polri dan Menhukumham untuk bertindak cepat dan tegas dalam menyelesaikan kasus tersebut.
5. Meminta DPR RI segera mengesahkan UU Anti Terorisme demi mewujudkan rasa aman dan ketertiban umum.
6. Meminta kepada semua pihak untuk berhenti berfikir konspiratif, picik dan tidak manusiawi dengan menganggap kejadian ini bagian dari pengalihan isu, karena ini merupakan persoalan nyawa orang banyak dan sudah menimbulkan korban jiwa.
7. Menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk menggelar pertemuan dan doa lintas iman di wilayah masing-masing.
“Semoga tuhan selalu melindungi dan mengasihi kita semua, Amiin,” ungkapnya.