Lampung Tengah – Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah (Pemkab Lamteng) melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lamteng mulai memaparkan masterplan.
Hal ini sebagai tindaklanjut penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) di bidang Pendidikan dan Agrobisnis, antara Pemkab Lamteng dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Bupati Lamteng, Loekman Djoyosoemarto, diwakili Kepala Bappeda, Rony Witono, S.T, M.M menjelaskan, untuk tahap awal pihaknya akan menyusun usaha perternakan dan pertanian.
“Sebentar lagi kita akan mempunyai perencanaan umum daerah atau gran desain sehingga arah pembangunan jelas. Sekarang ini pembangunan yang satu dengan yang lain tidak jelas. Saya harap dengan adanya gran desain pembangunan akan lebih jelas dan terarah,” ucapnya.
Dia mengaku Pemkab Lamteng telah menyiapkan tanah seluas 87 hektar di Kecamatan Trimurjo untuk dijadikan lahan penelitian.
“Akan kita tarik untuk lahan pembibitan, itulah kesepakatan yang kami ajukan ke pihak UGM agar bisa dijadikan Masterplan pembangunan jangka panjang dan menengah,” pungkasnya.
Sebelumnya – Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah (Pemkab Lamteng) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tentang Pendidikan dan Agrobisnis, di Gedung Pusat UGM, Jum’at (19/07/2019).
Nota kesepahaman ini bertujuan untuk meningkatkan potensi sumber daya yang dimiliki, guna mendukung keberhasilan pembangunan khususnya dalam bidang perekonomian di Kabupaten Lamteng.
Bupati Lamteng Loekman Djoyosoemarto mengatakan, kerjasama tersebut dilakukan untuk mendukung rencana besar pembangunan wilayah di Kabupaten Lampung Tengah, baik dalam bidang perekonomian maupun dalam peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan lain-lain.
“Salah satu sasaran yang ingin kami capai adalah peningkatan SDM, dan ini berhubungan dengan kerjasama yang akan kami jalankan dengan UGM,” ujar Bupati saat memaparkan profil Kabupaten Lamteng beserta potensi yang dimiliki kepada para perwakilan dari UGM.
Orang nomor satu di Bumi Beguai Jejamo Wawai ini menjelaskan, ruang lingkup nota kesepahaman ini meliputi bidang-bidang seperti pertanian, peternakan, perkebunan, pendidikan, pariwisata, energi, lingkungan hidup, pengembangan budidaya tanaman jahe dan ternak bebek potong, serta perencanaan wilayah.
Dalam kerjasama ini Pemkab Lamteng juga diberi kesempatan mengirim SDM tamatan SLTA untuk kuliah di UGM tanpa tes, tetapi atas rekomendasi Bupati setelah melalui seleksi yang dilaksanakan oleh pemerintah setempat dengan kurun waktu 4 tahun.
Kemudian UGM setiap tahunnya akan mengirimkan mahasiswa untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat atau KKN.
MoU lainnya yang tak tidak kalah penting adalah pengembangan potensi wilayah Kabupaten Lamteng yaitu, tentang Pengembangan Muara Cabang Bandar Surabaya yang akan dijadikan Dermaga untuk lintas Jawa dan Sumatera, dengan mengeruk muara agar kapal besar dapat sandar.
“Karena kalau semua diangkut lewat darat tentunya akan pemborosan dalam hal kerusakan jalan seperti halnya saat ini jalan dari Bandar Surabaya – Kotagajah tidak pernah bagus. Coba pakai jalan air kalau ke Jawa dan Palembang, kan efisien,” ujar Bupati
Rencana tersebut disambut baik oleh Rektor UGM, Prof Ir. Panut Mulyono M Eng D Eng. Ia mengatakan, karena UGM sebagai universitas yang mengabdi bagi kepentingan nasional, pihaknya akan melakukan pengembangan kawasan di berbagai pelosok Indonesia, sebagaimana menjadi misi yang terus dijalankan oleh UGM.
Terkait dukungan bagi Pemkab Lamteng, UGM dengan berbagai pusat studi yang dimiliki siap untuk mendampingi pemerintah daerah Lamteng dalam mewujudkan sasaran pembangunan, baik melalui penerapan teknologi, diseminasi peraturan, evaluasi, atau pelatihan terkait bidang-bidang strategis.
“Pihak UGM sebagai pusat studi siap untuk menindaklanjuti. Semoga ini tidak sebatas MoU saja, tetapi ada langkah nyata lebih lanjut,” tegas Rektor UGM. (Adv).