Arinal-Nunik |
Bandarlampung- Pilgub Lampung 27 Juni telah berakhir, berdasar quick count, yang dilakukan berbagai lembaga survey Cagub dan Cawagub Lampung Arinal Djunaidi – Chusnunia Chalim (Arinal-Nunik) mengungguli pasangan lain.
Arinal mengatakan, walaupun pihaknya menang berdasarkan hitung cepat, namun pihaknya menginginkan pilkada Lampung damai.
“Siapapun yang menang harus jaga persaudaraan. Saya harap tidak ada hal yang buat hal yang membuat bertambahnya waktu karena bisa menghambat kerja KPU,” kata Arinal di
sela Halalbihalal bersama petani se-Lampung, di kediaman pribadi Arinal Djunaidi, Minggu (01/07/2018).
Ketua DPD I Golkar Lampung ini menambahkan, ihwal posko pengaduan dugaan money politics yang digagas lawan politiknya di Tugu Adipura Bandarlampung, itu ada aturannya, pihaknya menghimbau bagi mereka, agar jika kurang paham soal aturan maka serahkan pada lembaga yang menanganinya.
“Kan ada Gakkumdu. Justru saya khawatir mereka yang diduga bermain politik. Semua sudah berproses. Bagaimana membangun Lampung lebih baik lagi. Saya menghindari dan tidak terprovokasi. Kami tidak akan bekerja tidak profesional. Namun kedepankan kerja profesional,” ucapnya.
Mantan Sekdaprov Lampung ini mengaku, banyak memiliki massa pendukung dan ormas yang gerah akan aksi beberapa hari kemarin karena tidak puas dengan hasil hitung. Namun Arinal-Nunik mencegah aksi tandingan karena khawatir membuat gaduh.
“Pilkada damai bukan hanya proses pilkada namun damai seterusnya, karena kita bersaudara,” ujarnya.
Sementara Nunik mengatakan, Arinal-Nunik berkomitmen membangun Lampung. Bupati Lampung Timur inipun mengajak semua kalangan untuk duduk bersama.
“Mari semua pihak, anggap ini bukan kemenangan kami. Kami tidak bekerja sendiri. Bangun Lampung bersama, ayok jaga keamanan, kenyamanan. Ini tidak ada yang panas. Pilgub sudah dilewati dengan aman dan damai,” paparnya.
Ketua DPW PKB Lampung ini juga menyinggung beberapa Paslon lain yang ditengarai tidak puas dengan hasil hitung cepat yang dirilis berbagai lembaga survey.
“Saya dengar Pak Herman, Pak Ridho, Pak Bachtiar suaranya ‘merdu’. Mari duduk bersama. Saya pengen duduk bersama membangun Lampung. Seperti Jawa Timur sudah duduk bersama,” seru Nunik.
Nunik mengaku tidak pernah mempunyai ambisi menjadi pemimpin di Lampung, namun kata dia, apa yang ditugaskan akan ia kerjakan dengan baik.
“Sepenuhnya politik itu untuk kemanusiaan. Sesuai perkataan Gusdur. Tidak ada yang lebih penting dari politik kecuali kemanusiaan. Kami niat baik maka kebaikan akan datang. Ayo kita hormati penyelenggara. Sejak awal kita percaya, Ayo berpolitik dewasa. Lampung damai berpolitik dewasa,” ajak Nunik. (Rls)