Suasana demo. Foto ist |
Bandar Lampung – Aksi sejumlah demonstrasi di Kota Bandar Lampung pasca pilkada dikeluhkan oleh masyarakat, karena menimbulkan ketakutan bagi warga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
“Masa demo tiap hari, ini jelas sudah menggangu kenyamanan warga,” ungkap Sayfudi warga Kecamatan Tanjungkarang Pusat, di Bandar Lampung, Selasa, 17 Juli 2018.
Aktivitas yang dilakukan itu sudah kelewat batas, apa lagi yang dilakukan Koalisi Rakyat Lampung Untuk Pilkada Bersih (KRLUPB) ini tiap hari dan sampai menutup jalan sehingga akses jalan jika ingin ke Stadion Pahoman harus muter-muter.
Seharusnya semua pihak bisa menerima hasil pilkada ini, jangan menggunakan masa untuk saling menunjukan kekuatan dan biarkan lembaga terkait yang menyelesaikan persoalan tersebut.
Jangan menggunakan masyarakat sebagai tameng, dengan cara tipu daya hingga akhirnya turut serta untuk demonstrasi.
“Saya berharap semua bisa legowo,” ungkapnya.
Rahmadi supir angkot jurusan Tanjungkarang-Pahoman mengatakan semenjak ada demo dirinya harus membawa mobil memutar arah, dan itu memakan waktu.
“Seharusnya bisa tepat waktu, tapi ini membuang waktu dengan berputar-putar arah,” ungkapnya.
Diharapkan tidak ada lagi demonstrasi seperti ini, elit politik harus bisa berlapang dada menerima hasil Pilkada dari KPU.
Sri warga Kecamatan Bumi Waras pun mengungkapkan hal yang sama selalu saja ketakutan jika harus lewat Kantor Gakkumdu apa lagi makin hari aksinya lebih ramai.
“Makin hari aksinya lebih ramai dan saya takut jika harus lewat sana,” ucapnya.
Masyarakat hanya menginginkan kedamaian dan tidak ada lagi aksi massa yang mengatasnamakan pilkada, semua harus bisa menerima hasil dari KPU maupun Gakkumdu.